MEDIA TULUNGAGUNG - Sosok yang membuat Bharada E membongkar kejahatan Fery Sambo akhrinya terungkap.
Sosok tersebut adalah jenderal bintang tiga yang mampu menggagakkan skenariao dari Ferdy Sambo.
Bagi anda yang penasaran dengan sosok tersebut, simak ulasan dalam artikel ini.
Hingga kini membuat Ferdy Sambo pun ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.
Ferdy Sambo dikenakan pasal pembunuhan berencana dan terancam hukuman mati.
Terbaru, kini Putri Candrawathi telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.
Lantas siapa sosok jenderal tiga bintang yang membuat Bharada E berani bongkar kejahatan dan skenario palsu Ferdy Sambo?
Baca Juga: Cek Fakta: Ferdy Sambo Mengamuk di Mako Brimob hingga Ancam Buka Borok Polri, Cek Faktanya Disini
Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi Pasaribu mengungkap sosok yang berhasil membuat Bharada E berani membongkar kejahatan Ferdy Sambo.
Dalam kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J), keterangan Bharada E merupakan hal yang krusial, lantaran dari awal namanya selalu ‘laku’ dijual polisi.
Dari awal penyelidikan, sejak skenario Sambo soal polisi yang saling tembak masih dipercayai, nama Richard Eliezer (RE) atau Bharada E sudah menjadi pelaku tunggal.
Namun, setelah kasus bergulir hingga ditetapkannya empat tersangka pembunuhan berencana dengan Ferdy Sambo sebagai dalangnya, posisi Bharada E disebut akan sulit dan butuh perlindungan.
LPSK, diwakili Edwin Partogi Pasaribu mengungkapkan fakta baru terkait sosok yang memengaruhi perubahan keterangan dari Bharada E.
Sosok tersebut, kata Edwin, adalah Kabaintelkam Komjen Ahmad Dofiri, yang juga merupakan salah satu anggota Tim Khusus (Timsus) bentukan Kapolri.
“Awalnya, Bharada E selalu konsisten menyatakan bahwa peristiwa tersebut adalah tembak-menembak sebagaimana skenario pertama yang dirancang FS,” ucapnya, dikutip dari Pikiran Rakyat melalui YouTube Uya Kuya TV, Sabtu, 20 Agustus 2022.
“Richard bilang pada kami, ‘saya berdoa minta kemudahan pada Tuhan’ kemudian memutuskan mau jujur, dia memilih mengaku kepada Komjen Dofiri, salah satu jenderal bintang tiga senior,” ucapnya lagi, dikutip Teras Gorontalo dari Pikiran Rakyat.
Dalam kesempatan serupa, Edwin melanjutkan, Bharada E mendapat doktrin dari FS, sehingga memiliki keyakinan bahwa jika dirinya patuh pada skenario, banyak keuntungan yang akan didapat.
Janji-janji manis yang dilontarkan FS, kata Edwin, di antaranya adalah posisi kuat FS yang dengan mudah bisa meloloskan Richard dari hukuman pidana.
Pun ketika persidangan memutuskan kasus ‘tembak-menembak’ oleh Bharada E berlanjut ke pidana, FS meyakinkan dia bahwa dirinya akan bebas karena ada unsur pembelaan diri.
Dengan kata lain, Edwin mengatakan Richard Eliezer berkeyakinan jika dirinya patuh dia akan dikenakan hukum overmacht, sehingga lolos dari hukuman pidana.
Namun, setelah diberikan gambaran detail menjadi saksi pelaku atau justice collaborator (JC), dari mulai prosedur, reward, hingga pengalaman LPSK dalam menanganinya, barulah Bharada E mau terbuka.
Edwin menambahkan, sejauh ini tidak ada ancaman nyata yang dialami Bharada E, baik dari FS maupun pihak lainnya.
Namun kekhawatiran terhadap hal itu selalu jadi prioritas LPSK, lantaran pelaku utama, yaitu FS memiliki pengaruh yang besar.
Ada peran penting sosok Ahmad Dofiri dalam pegungkapan kasus pembunuhan Birgadir J.
Bahkan keterlibatan Baintelkam Polri dalam penemuan adanya perusakan CCTV dalam kasus Ferdy Sambo itu diapresiasi oleh Irwasum, Komjen Agung Budi Maryoto.
Bisa dibilang bahwa Ahmad Dofiri merupakan sosok berjasa dalam pengungkapan skenario palsu ferdy Sambo atas pembunuhan Brigadir J.
Bahkan Ahmad Dofiri bisa dibilang sosok yang mampu mematahkan doktrin Ferdy Sambo terhadapa Bharada E hingga akirnya Richard Eliezer berani membonkar skenario palsu Ferdy Sambo.
Sebagaimana dikutip dari Pikiran Rakyat, LPSK, diwakili Edwin Partogi Pasaribu mengungkapkan fakta baru terkait sosok yang memengaruhi perubahan keterangan dari Bharada E.
Sosok tersebut, kata Edwin, adalah Kabaintelkam Komjen Ahmad Dofiri, yang juga merupakan salah satu anggota Tim Khusus (Timsus) bentukan Kapolri.
“Awalnya, Bharada E selalu konsisten menyatakan bahwa peristiwa tersebut adalah tembak-menembak sebagaimana skenario pertama yang dirancang FS,” ucapnya, dikutip dari YouTube Uya Kuya TV, Sabtu, 20 Agustus 2022.
“Richard bilang pada kami, ‘saya berdoa minta kemudahan pada Tuhan’ kemudian memutuskan mau jujur, dia memilih mengaku kepada Komjen Dofiri, salah satu jenderal bintang tiga senior,” ucapnya lagi.
Harta Kekyaan Ahma Dofiri dikutip dari LHKPN
Dofiri tercatat pernah tiga kali melaporkan LHKPN.
Pertama pada Mei 2010 saat menjabat sebagai Kapolresta Yogyakarta dengan harta Rp 1,7 miliar.
Kedua, pada Juli 2018 saat menjabat sebagai Kapolda DIY dengan harta Rp 6,15 miliar.
Baca Juga: 62 Personil Polda Metro Jaya Dirotasi dari Jabatan Perwira Hingga Bintara, Fadil Imran Terus Disorot
Lalu terakhir pada April 2020 sebagai Aslog Kapolri dengan harta Rp 6,55 miliar.
Berikut rincian laporan harta kekayaan yang terkahir dilaporkan Dofiri ke KPK:
Satu bidang tanah dan empat bidang tanah serta bangunan senilai Rp 4.950.000.000
Alat transportasi berupa Toyota Jeep Hard Top 1981; Honda CRV 2020; Honda HRV 2018, senilai total Rp 500.000.000
Harta bergerak lainnya Rp 200.000.000
Baca Juga: Kapolda Metro Diperiksa Terkait Kasus Brigadir J Benarkah? Cek Faktanya di Sini!
Kas dan setara kas Rp 900.000.000
Total Rp 6.550.000.000.
Lantas siapa sosok Ahmad Dofiri seperti dikutip Portal Kudus?
Ahmad Dofiri merupakan seorang Baintelkam Polri.
Di mana tugas Ahmad Dofiri adalah salah satu badan pelaksana tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) di bidang Intelijen.
Ahmad Dofiri merupakan sososk penting dalam pengungkapan kasus pembunuhan Birgadir J.
Ahmad Dofiri salah satu sosok jenderal tiga bintang yang juga hadir saat rilis penetapan tersangka Ferdy Sambo.
Selain melakukan pekerjaan intelijen, Baintelkam dan Satintelkam juga melayani masyarakat terkait beberapa hal.
Diantaranya penerimaan pemberitahuan dan pemberian izin kegiatan masyarakat agau izin keramaian, pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), administrasi pengawasan orang asing, serta administrasi senjata api dan bahan peledak.
Dalam kasus pembunuhan Brigadir J Ahmad Dofiri Baintelkam Polri sangat berjasa.
Bahkan keterlibatan Baintelkam Polri dalam penemuan adanya perusakan CCTV dalam kasus Ferdy Sambo itu diapresiasi oleh Irwasum, Komjen Agung Budi Maryoto.
Biodata Ahmad Dofiri
Nama: Ahmad Dofiri
Tempat tanggal lahir: Tegalurung, 4 Juni 1967 (usia 55 tahun)
Pangkat: Komisaris Jenderal Polisi
Dinas/cabang: Kepolisian Negara Republik Indonesia
Masa dinas: 1989—sekarang
lulusan terbaik Akpol 1989
Jabatan terakhirnya sebelum menjadi Kabaintelkam yakni sebagai Kapolda Jabar
Riwayat Pendidikan Ahmad Dofiri
Akademi Kepolisian (1989); Penerima bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan Akpol terbaik
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK)
Sespim Pol, Lembang
Lemhannas RI PPRA XLVIII (2012)
Riwayat Jabatan Ahmad Dofiri
- Kanit Resintel Polsekta Tangerang Polda Metro Jaya (1990)
- Kassubag Jabpamentil Bagian SDM Polri (2005)
- Kapolres Bandung (2007)
- Wakapolwiltabes Bandung (2009)
- Kapoltabes Yogyakarta (2009)
- Kabag Kermadagri Robangpers SDE SDM Polri (2010)
- Koorspripim Polri (2010)
- Analis Kebijakan Madya bidang Binkar SSDM Polri (2012)
- Wakapolda DIY (2013)
- Karobinkar SSDM Polri (2014)
- Kapolda Banten (2016)
- Karosunluhkum Divkum Polri (2016)
- Kapolda DIY (2016)
- Asisten Logistik Kapolri (2019)
- Kapolda Jawa Barat (2020)
- Kabaintelkam Polri (2021-sekarang)
Itulah profil dan biodata lengkap Ahmad Dofiri yang mampu membuat Bharada E mengakui kejaharan Ferdy Sambo dan menggagalkan skenario palsu sang mantan Kadiv Propam Polri.(Siti Nurjanah/terasGorontalo)
Artikel ini sebelumnya tayang di TerasGorontalo.pikiranrakyat.com dengan judul "Terungkap Sosok Jenderal 3 Bintang 'Bekingan' Bharada E, Orang Kuat yang Buat Ferdy Sambo tak Berkutik"