Kekecewaaan masa suporter memasuki Stadion dan memprotes yang kemudian direspons dengan aksi represif aparat.
Sebanyak lebih dari 300 orang tewas dan Orlando Pirates merupakan dua klub dengan rivalitas tinggi di Afrika Selatan.
Pada April 2001 mereka bertanding di All Sport Chinese, pertandingan ini berakhir dengan duka setelah 47 orang tewas di stadion.
Sebulan kemudian bergeser ke Gana, insiden serupa terulang kali ini lebih tragis sebanyak 126 orang tewas usai laga Hearts of Oak dan Asante Kotoko dihelat.
Tiga insiden tadi punya benang merah penyebab yang sama dipicu tembakan gas air mata oleh aparat.
Di Peruu mayoritas korban tewas karena sesak nafas setelah gas air mata berhamburan.
Di Johanesburg juga demikian, juga tidak berbeda alias masa panik dan kesusahan dapat oksigen setelah gas air mata keluar.
FIFA sendiri sudah melarang keras penggunaan gas air mata di stadion dalam rangka penanggulangan kerusuhan ini.