G30S PKI Sisakan Peristiwa Kelam, ini 10 Pahalwan Revolusi Indonesia yang Terbunuh

26 September 2021, 19:37 WIB
Ilustrasi 10 Pahlawan Revolusi Indonesia. /Instagram/@revolusi_bangsa1965

 

MEDIA TULUNGAGUNG - Gerakan 30 September 1965 atau G30S PKI masih menyisakan piluyang mendalam bagi masyrakat Indonesia.

Pasalnya tragedi ini menewaskan 10 orang yang kemudian diberi gelar Pahlawan Revolusi.

Untuk diketahui, selain 10 orang tersebut, banyak orang meninggal dari peristiwa gerakan 30 September atau G30S PKI.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 27 September 2021 Scorpio Mersakan Hal Indah Bersama Pasangan, Tapi Hati-hati dengan Pekerjaan

Bahkan bebrapa jurnal mengatakan kurang lebih setengah juta orang meninggal akibat tragedi tragis ini.

Pahlawan Revolusi adalah gelar yang diberikan untuk para petinggi militer korban Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI).

G30S PKI merupakan gerakan dengan tujuan menggulingkan pemerintahan yang sah dan menjadi negara komunis.

G30S PKI dipimpin oleh ketua PKI yakni Dipa Nusantara Aidit atau lebih dikenal D. N. Aidit pada tahun 1965.

Total ada 10 petinggi militer yang menjadi korban G30S PKI, 7 di antaranya dibuang di Lubang Buaya, Jakarta Selatan.

Dikutip Mediatulungagung dari artikel Zonabanten.cpm berjudul "Kisah 10 Pahlawan Revolusi saat Terjadi Pemberontakan G30S PKI, Sejarah Kelam untuk Indonesia", berikut kisah 10 pahlawan Revolusi saat terjadi pemberontakan G30S PKI :

1. Jenderal TNI Ahmad Yani

Ahmad Yani terbunuh langsung di rumahnya saat terjadi penyergapan pasukan PKI yang datang lewat pintu belakang.

Seluruh rumah Jenderal Ahmad Yani lalu dikepung oleh pasukan PKI yang lainnya.

Baca Juga: Lakukan Infaq dengan Benar Maka Allah akan Menggantinya Lebih dari 700 Kali Lipat Menurut Ustadz Adi Hidayat

2. Letnan Jenderal S Parman.Penyergapan S. Parman terjadi pada 1 Oktober 1965 tepat pukul 04.00 WIB yang dilakukan oleh anggota Cakrabirawa.

Sebelum penculikan, anggota Cakrabirawa mengatakan bahwa di luar sedang ada keadaan genting.

S. Parman mempercayainya, bahkan mereka ikut masuk ke kamar saat S. Parman sedang berganti baju.

3. Letnan Jenderal R. Suprapto

Rombongan penculik datang ke rumah Suprapto pukul 04.30 WIB, dan menyuruh Suprapto bertemu dengan Soekarno.

Suprapto mengiyakannya karena patuh pada aturan, namun ternyata Suprapto dibawa ke Lubang Buaya dan dianiaya dalam kondisi terikat.

4. Letnan Jenderal M. T. Haryono

M. T. Haryono tumbang karena terkena bombardir peluru saat berada di rumahnya.

Sempat melawan, akhirnya M. T. Haryono kalah dalam jumlah dan banyak peluru telah bersarang di tubuhnya.

Dalam kondisi sudah meninggal, M. T. Haryono akhirnya diseret ke atas truk milik rombongan penculik.

Baca Juga: Konsumsi dan Terapi Pengobatan Herbal Dapat Memperbaiki Ginjal dan turunkan Kolesterol, Begini Caranya

5. Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

Mayjen Sutoyo Siswomiharjo diculik pada pagi hari 1 Oktober 1965. Para penculik mengepung dan mengamankan sekitar rumahnya serta melarang siapapun untuk melintas.

6. Mayor Jenderal D. I. Pandjaitan

Penculikan D. I. Pandjaitan terjadi pada subuh 1 Oktober 1965. Saat itu rombongan penculik datang dengan 2 buah truk.

D. I. Pandjaitan mengira bahwa itu rombongan utusan dari Soekarno. Namun, rombongan tersebut justru menembaki seluruh rumah D. I. Pandjaitan.

D. I. Pandjaitan segera turun dari kamarnya di lantai dua dan berusaha melawan penculik.

Akhirnya penculik menembaki D. I. Pandjaitan dan membawanya pergi dalam kondisi D. I. Pandjaitan berpakaian resmi lengkap.Baca Juga: Kode Redeem ML 26 September 2021 Terbaru, Belum Diklaim Pemain Lain!

7. Kapten Pierre Tendean

Sebenarnya, Pierre Tendean bukan target sasaran penculik.

Pada waktu penculikan terjadi, 1 Oktober 1965, Tendean kebetulan sedang berada di rumah atasannya, Jenderal A. H. Nasution.

Tendean mengaku kepada penculik bahwa dirinya adalah Jenderal A. H. Nasution dengan tujuan agar atasannya tersebut bisa selamat.

Pada peristiwa ini, A. H. Nasution bisa melarikan diri dan selamat, namun harus merelakan putrinya yakni Ade Irma Suryani yang ikut terbunuh.

Baca Juga: 5 Shio ini Bakalan Dompetnya Tebal, Dapat Rezeki Melimpah di Akhir September Hingga November

8. Kolonel Sugiono

Kolonel Sugiono terbunuh karena adanya penghianatan yang dilakukan pasukan militer Yogyakarta.

Ada dua versi cerita terbunuhnya Sugiono, yang pertama Sugiono berada di rumah Katamso dan ikut diculik lalu dibunuh.

Versi kedua menyatakan bahwa Sugiono dan Katamso berada di tempat yang berbeda. Lalu Sugiono ditangkap ketika hendak menemui Katamso di markas Korem Yogyakarta.

9. Brigjen Katamso Darmokusumo

Brigjen Katamso meninggal karena penghianatan yang dilakukan anak buahnya saat dinas di Yogyakarta.

Pasukan anak buahnya yang berhianat ini ternyata telah menyiapkan kuburan untuk Katamso, dan akhirnya Katamso dipukul dua kali dengan logam hingga meninggal dunia.

Baca Juga: Sejarah Kelam G30S PKI, ini 7 Jenderal TNI yang Terbunuh Secara Sadis

10. Aipda Karel Satsuit Tubun

Karel Satsuma Tubun bukan seorang anggota TNI, namun Tubun ikut terbunuh saat terjadi peristiwa penculikan di kediaman A. H. Nasution.

Saat itu, Tubun sedang berjaga di Wakil Perdana Menteri Johannes Leimena yang rumahnya berdekatan dengan A. H. Nasution.

Tubun menyerang rombongan tersebut yang berusaha melumpuhkan pasukan penjaga Leimana, sayangnya Tubun kalah jumlah.Walau jenazahnya tidak ikut dibuang ke Lubang Buaya, Tubun tetap termasuk Pahlawan Revolusi.***(IDHY ADHYANINDA SUGENG MULYANDINI/Zonabnaten.com)

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Zona Banten

Tags

Terkini

Terpopuler