Memanas! Israel Cegat Roket dari Gaza, Ketegangan Berlanjut Usai Tindakan Polisi Israel di Kawasan Al-Aqsa

19 April 2022, 09:06 WIB
Palestina Terus Digempur Israel, Lebih dari 150 Warga Terluka di Kompleks Masjid Al-Aqsa /tangkapan layar Twitter @Al Jazeera English

MEDIA TULUNGAGUNG - Tentara Israel dilaporkan mencegat roket yang ditembakkan dari Gaza.

Serangan roket tersebut berhasil diantispasi pada hari Senin 18 April 2022 waktu setempat.

Roket tersebut diduga karena ketegangan mengenai tindakan polisi Israel di kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem terus berlanjut.

Baca Juga: Serbuan Pemukim Israel di MAsjid Al-Aqsa, Laporan Ungkap Lebih dari 500 Orang

"Siren terdengar di daerah sekitar Jalur Gaza," kata tentara Israel, mengacu pada daerah kantong Palestina yang dikendalikan oleh kelompok perlawanan Hamas.

"Satu roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel. Roket itu dicegat oleh Sistem Pertahanan Udara Iron Dome," tambah militer dalam sebuah pernyataan.

Tidak ada laporan segera mengenai korban dan tidak ada faksi di daerah kantong padat berpenduduk 2,3 juta jiwa yang segera mengaku bertanggung jawab.

Baca Juga: Ribuan Pemukim Israel Serbu Masjid Al-Aqsha, Picu Amarah Diseluruh Wilayah Palestina

Israel menganggap Hamas bertanggung jawab atas semua tembakan roket dari Israel, dan biasanya melakukan serangan udara sebagai tanggapan atas tembakan tersebut.

Insiden itu, yang pertama dari jenisnya sejak Januari, terjadi setelah akhir pekan kekerasan di dalam dan sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang melukai lebih dari 170 orang, sebagian besar demonstran Palestina.

Kekerasan serupa di Yerusalem sekitar waktu yang sama tahun lalu memicu tembakan roket Hamas berulang kali ke Israel yang mendahului perang 11 hari.

Baca Juga: 4 Weton Pria Suka Selingkuh, Kenali Sifatnya Berdasarkan Primbon Jawa

Lonjakan ketegangan bertepatan dengan bulan suci Ramadhan dan festival Paskah Yahudi.

Pemerintah Naftali Bennett telah berulang kali menyatakan bahwa pasukan keamanan memiliki "kebebasan" untuk menangani para demonstran.

Hamas telah memperingatkan pada hari Minggu bahwa "Al-Aqsa adalah milik kita dan milik kita sendiri" dan bersumpah untuk membela hak Palestina untuk berdoa di sana.

Tembakan roket dan bentrokan Al-Aqsa terjadi setelah lonjakan kekerasan termasuk empat serangan mematikan sejak akhir Maret di negara Yahudi oleh warga Palestina dan Arab Israel yang merenggut 14 nyawa, sebagian besar warga sipil.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Ungkap Kesedihan Usai Bayinya Meninggal Dunia, Sebut Sebagai Malaikat

Sebanyak 22 warga Palestina sementara itu tewas dalam gelombang kekerasan terbaru sejak 22 Maret, termasuk penyerang yang menargetkan warga Israel, menurut penghitungan Agence France-Presse (AFP).

Israel telah mengerahkan pasukan tambahan ke Tepi Barat dan memperkuat tembok dan pagar pembatasnya dengan wilayah pendudukan.

Yordania pada hari Senin memanggil kuasa usaha Israel "untuk menyampaikan pesan protes atas pelanggaran Israel yang tidak sah dan provokatif di Masjid Al-Aqsa yang diberkati," kata kementerian luar negerinya dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Ungkap Kesedihan Usai Bayinya Meninggal Dunia, Sebut Sebagai Malaikat

Yordania berfungsi sebagai penjaga tempat-tempat suci di Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua, yang diduduki Israel pada tahun 1967 dan kemudian dicaplok dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar masyarakat internasional.

Bennett pada hari Senin mengecam apa yang disebutnya "kampanye hasutan yang dipimpin Hamas" dan mengatakan Israel melakukan "segalanya" untuk memastikan orang-orang dari semua agama dapat beribadah dengan aman di Yerusalem.

"Kami mengharapkan semua orang untuk tidak bergabung dengan kebohongan dan tentu saja tidak mendorong kekerasan terhadap orang Yahudi," katanya, mengacu pada Yordania.

Baca Juga: Serangan Rudal Rusia di WIlayah Timur Ukraina, Gubernur Lviv: Serangan Biadab

Bennett juga menghadapi krisis politik di dalam negeri setelah koalisi ideologisnya yang berbeda kehilangan mayoritas satu kursinya di 120 kursi Knesset, parlemen Israel, hanya kurang dari setahun sejak dia dengan susah payah menyusun pemerintahan.

Pada hari Minggu, Raam, partai Arab-Israel pertama yang pernah menjadi bagian dari pemerintah Israel, mengatakan pihaknya "menangguhkan" keanggotaannya atas kekerasan di Yerusalem.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler