“Dia kondisi jauh lebih tenang, kemudian lebih bisa kontak mata, lebih santai, lebih bisa Tektokannya tuh lebih enak,” ucap Liza kemudian.
Namun, menurut Liza Bharada E sempat mengalami down, yang membuat Richard kembali melakukan terapi untuk membuatnya rileks kembali.
“Menurut pengamatan observasi saya, sempat mengalami down sedikit setelah mengalami rekonstruksi kalau gak salah pada saat itu. Sehingga saat itu kami kembali melakukan terapi untuk membantu dia lebih rileks,” bebernya.
Selain itu, seiring berjalannya waktu Bharada E perlahan bertransformasi melalui proses adaptasi, pembelajaran yang menimbulkan kepercayaan diri yang cenderung hipomania.
Yakni kondisi dimana psikologinya tampak sangat berenergi dan bersemangat dari biasanya.
“Jadi setelah takut, sepertinya kemudian Richard memutuskan untuk ‘oke saya harus melakukan sesuatu atas kondisi ini’. Jadi terlihat semangatnya tersebut,” ungkap Liza.
Baca Juga: Belum Genap 24 Jam Menjadi Alumni, Pria di Tulungagung Dibui Lagi
Di sisi lain, Liza menyebutkan bahwa perubahan hipomania Bharada E memiliki parameter 10, dimana dirinya masih menutupi kecemasan dalam dirinya.
“Nah paling tinggi parameter Richard Eliazer adalah hipomania, dimana hipomania sudah jelas berarti ada kecemasan yang ditutupi olehnya dengan cara mencoba berenergi dan bersemangat sekali. Apakah kemudian dikatakan kalau tadi pertanyaan berkaitan emosi, takut, takut dan cemas adalah emosi yang dekat,” tandasnya.***