Perubahan Emosi Bharada E Pasca Pemembakan Brigadir J, Sempat Down Kini Hipomania

- 28 Desember 2022, 10:52 WIB
Richard Eliezer alias Bharada E.
Richard Eliezer alias Bharada E. /PMJ News/

MEDIA TULUNGAGUNG – Sidang kasus Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J masih terus berlanjut, dalam penyelidikan kasus tersebut hakim menghadirkan ahli psikolog klinis sebagai saksi atas terdakwa Richard Eliezer alias Bharada E.

Dalam kesaksiannya, Liza Marielly Djaprie selaku ahli psikolog klinis mengungkapkan bahwa kondisi Bharada E sempat down pasca penembakan terhadap Brigadir J di Duren Tiga.

Hal tersebut disampaikan oleh Liza ketika dihadirkan pihak penasihat hukum (PH) Richard sebagai saksi meringankan dalam kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin, 26 Desember 2022.

Baca Juga: Romo Magnis Ungkap Unsur-Unsur yang Dapat Meringankan Bharada E Terkait Kasus Penembakan Brigadir J

Dilansir MEDIA TULUNGAGUNG dari laman PMJ News, pada tanggal 27 Desember 2022.

Liza mengungkapkan bahwa sepekan pasca penembakan terjadi Bharada E tampak cemas dan tidak bisa melakukan kontak mata saat berbicara dengan lawan bicaranya, serta berbicara dengan volume yang pelan sambil memainkan tangannya.

“Saya bertemu Richard itu pertama kali pada tanggal 15 Agustus 2022 setelah ada permintaan dari para penasihat hukum. Pada saat pertama kali bertemu itu memang kondisinya masih sangat, menurut pengamatan psikolog klinis yang dilakukan, kondisi masih sangat cemas,” ujar Liza pada saat dipersidangan.

Baca Juga: Kejujuran Bharada E Terungkap hingga Buat Ferdy Sambo Tak Berkutik? Liza: Kita Cross Check Dengan...

“Dia banyak sekali mainin tangan, kemudian menjaga tidak kontak mata, setelah itu suaranya volumenya pelan sekali,” sambungnya.

Lebih lanjut Liza juga mengungkapkan bahwa kondisi Bharada E jauh lebih tenang dan santai saat pertemuan berikutnya, apa lagi dirinya didampingi oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

“Dia kondisi jauh lebih tenang, kemudian lebih bisa kontak mata, lebih santai, lebih bisa Tektokannya tuh lebih enak,” ucap Liza kemudian.

Namun, menurut Liza Bharada E sempat mengalami down, yang membuat Richard kembali melakukan terapi untuk membuatnya rileks kembali.

Baca Juga: Kepribadian Bharada E Patuh Pada Orang Tua dan Cenderung Hindari Konflik, Benarkah Kakaknya Jauh Lebih Nakal?

“Menurut pengamatan observasi saya, sempat mengalami down sedikit setelah mengalami rekonstruksi kalau gak salah pada saat itu. Sehingga saat itu kami kembali melakukan terapi untuk membantu dia lebih rileks,” bebernya.

Selain itu, seiring berjalannya waktu Bharada E perlahan bertransformasi melalui proses adaptasi, pembelajaran yang menimbulkan kepercayaan diri yang cenderung hipomania.

Yakni kondisi dimana psikologinya tampak sangat berenergi dan bersemangat dari biasanya.

“Jadi setelah takut, sepertinya kemudian Richard memutuskan untuk ‘oke saya harus melakukan sesuatu atas kondisi ini’. Jadi terlihat semangatnya tersebut,” ungkap Liza.

Baca Juga: Belum Genap 24 Jam Menjadi Alumni, Pria di Tulungagung Dibui Lagi

Di sisi lain, Liza menyebutkan bahwa perubahan hipomania Bharada E memiliki parameter 10, dimana dirinya masih menutupi kecemasan dalam dirinya.

“Nah paling tinggi parameter Richard Eliazer adalah hipomania, dimana hipomania sudah jelas berarti ada kecemasan yang ditutupi olehnya dengan cara mencoba berenergi dan bersemangat sekali. Apakah kemudian dikatakan kalau tadi pertanyaan berkaitan emosi, takut, takut dan cemas adalah emosi yang dekat,” tandasnya.***

Editor: Zaris Nur Imami


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini