LPSK Bongkar 6 dari 7 Kejanggalan Tuduhan Pelecehan Seksual Putri Candrawathi, Edwin: Aneh, PC Harusnya...

8 September 2022, 19:56 WIB
LPSK Beberkan 7 Kejanggalan Dugaan Motif Pelecehan Yang Dialami Putri Candrawathi, Refly: Menarik /Tangkapan Layar Facebook @Dian Setiawan

MEDIA TULUNGAGUNG - Kasus pelecehan seksual yang kembali digaungkan oleh Putri Candrawathi cs setelah kasus tersebut di SP3 Polri menemui banyak kejanggalan bagi berbagai pihak.

Pasalnya, kasaksiaan yang dilontarkan Putri Candrawathi tidak konsisten dan berubah-ubah.

Salah satu pihak yang merasa janggal adalah Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Baca Juga: BBM Naik, Demo Mencuat, Puan Tak Bersandiwara, Malah Rayakan Ultah di Gedung DPR, Netizen:Kali Ini Full Senyum

LPSK memberikan tanggapan saat Komnas HAM memberikan rekomendasi kepada Polri untuk mengusut kembali kasus pelecehan seksual yang dituduhkan.

 

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi mengatakan, terdapat sejumlah kejanggalan dalam peristiwa dugaan pelecehan seksual saat di Magelang.

“Ada 7 kejanggalan atas dugaan peristiwa asusila atau pelecehan seksual di Magelang. Tapi saya hanya bisa sebutkan 6,” ujar Edwin saat dihubungi, dikutip dari PMJNews, kamis, 8 September 2022.

Baca Juga: CEK FAKTA: Tak Tahan, Putri Candrawathi Akhirnya Bunuh Diri, Komnas Perempuan Beri Penjelasan, Benarkah?

Berikut 6 kejanggalan dalam kasus dugaan pelecehan seksual terhadap PC:

1. Ada Saksi, Kuat Maruf dan Susi

Peristiwa pelecehan seksual kecil kemungkinannya terjadi lantaran ada Kuat dan Susi saat kejadian di Magelang.

“Waktu peristiwa itu, yang diduga ada perbuatan asusila itu kan masih ada Kuat Maruf dan Susi, yang tentu dari sisi itu kecil kemungkinan terjadi peristiwa,” ucap Edwin.

2. PC Bisa Teriak

Lantaran masih ada Kuat dan Susi, jika memang masih terjadi peristiwa dugaan pelecehan seksual, Edwin menyebut setidaknya PC bisa teriak saat itu.

“Kalaupun terjadi peristiwa kan si Ibu PC masih bisa teriak,” tuturnya.

Baca Juga: Bripka RR Pergoki Kejadian di Magelang 15 Menit, Om Kuat Todong Brigadir J dengan Pisau, Putri Nangis!!

3. Relasi Kuasa

Dalam kasus dugaan pelecehan terhadap PC, terdapat kaitan erat dengan relasi kuasa antara Brigadir J dengan PC.

“Relasi kuasa tidak terpenuhi karena J adalah anak buah dari FS. PC adalah istri Jenderal," sebutnya.

4. PC Menanyakan Keberadaan Brigadir J

Setelah terjadi adanya dugaan pelecehan seksual, terdapat percakapan antara PC dengan Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR.

Baca Juga: Anak Balita Dijadikan Alasan Penundaan Penahanan Putri Candrawathi, Tante Brigadir J Curiga Anak Siapa Itu?

“PC masih bertanya kepada RR ketika itu di mana Yosua. Jadi agak aneh orang yang melakukan kekerasan seksual tapi korban masih tanya di mana Joshua,” paparnya.

5. Brigadir J dan PC Masih Bertemu

Brigadir J dan PC setelah peristiwa dugaan pelecehan seksual masih bertemu di rumah Magelang. Pertemuan keduanya menurut LPSK terasa janggal.

"Kemudian Yosua dihadapkan ke ibu PC hari itu di tanggal 7 di Magelang itu di kamar dan itu kan juga aneh. Seorang korban mau bertemu dengan pelaku kekerasan seksualnya apalagi misalnya pemerkosaan atau pencabulan," bebernya.

Baca Juga: Viral Video Ibu Sekdes Purworejo di Klub Malam, Joget Girang dan Tenggak Miras: Itukan Di Luar Jam Kerja!

6. Brigadir J dan PC Masih Berada di Satu Rumah

Kejanggalan lain dalam dugaan pelecehan tersebut yakni keberadaan mereka yang terlihat di CCTV dalam satu rumah saat di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga.

"Yang lain itu, Yosua sejak tanggal 7 sampai tanggal 8 sejak dari Magelang sampai Jakarta masih satu rumah dengan PC," ungkapnya.

“Korban yang punya lebih kuasa masih bisa tinggal satu rumah dengan terduga pelaku. Ini juga ganjil. Janggal. Lain lagi J masih dibawa oleh ibu PC ke rumah Saguling. Kan dari Magelang ke rumah Saguling," sambungnya.

Baca Juga: Tagar Menteri Mesum Trending Di Twitter, Berkaitan dengan Foto Hot dan Masa Lalu Menpan-RB Azwar Anas?

Edwin menambahkan, dirinya akan menambahkan kejanggalan lain jika penyidik sudah merampungkan penyidikannya.

“Kejanggalannya karena ada tujuh, tapi yang ketujuh saya gak mau sebutkan dulu karena belum dibuka oleh penyidik. Nanti kalau sudah dibuka oleh penyidik saya tambahkan,” tandasnya.

Keterangan Komnas HAM

Seperti diketahui, keterangan yang bersumber dari istri Ferdy Sambo ini sering berubah-ubah.

Pada keterangan pertama, Putri mengaku dilecehkan di dalam kamar.

Di keterangan kedua, Putri mengaku dilucuti pakaiannya oleh Brigadir J di dalam kamar.

Sedangkan pada pernyataan ketiga, istri Ferdy Sambo ini mengaku Brigadir J melakukan kontak fisik, saat dirinya berbaring di kamar.

Baca Juga: Sosok Brigadir Romer Jadi Sorotan, Ajudan yang Pergoki Ferdy Sambo Mengambil Pistolnya Saat Jatuh di TKP

Terbaru yang mengejutkan bahwa Putri Candrawathi mengakui bahwa dirinya diperintah suaminya untuk membuat pengakuan bahwa pelecehan seksual terjadi di Duren Tiga Sawit.

"Karena dia bilang sebetulnya yang terjadi itu di Magelang. 'Saya disuruh untuk mengakui kejadian itu terjadi di Duren Tiga'," ujar Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik di Jakarta Pusat, Selasa, 30 Agustus 2022.

Dengan kata lain, Taufan mengatakan bahwa Putri Candrawathi masih bertahan dengan laporan pelecehannya yang disangkakan pada Brigadir J.

Baca Juga: Sempat Ragu Raih Gelar Juara Dunia, Ganda Putra Malaysia Sebut Rexy Mainaky Jadi Kuncinya!

Namun, pelecehan ini menurut keterangan Putri terjadi di Magelang, bukan di rumah dinas Ferdy Sambo, di Duren Tiga Jakarta Selatan.

Taufan mengaku tak ingin buru-buru mempercayai perkataan Putri Candrawathi. Untuk itu dirinya masih akan menguji pengakuan tersebut dengan bukti juga keterangan lainnya.

Kehati-hatian ini, kata dia juga didasari karena sejumlah pihak seringkali plin-plan dan membingungkan penyidik beserta Komnas HAM dengan pernyataan yang berubah-ubah.

Baca Juga: Cetak Sejarah Untuk Bulutangkis Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik Banjir Uang Tunai, Nilainya Bikin Gigit Jari

“(Putri) telah membuat kehebohan banyak pihak tapi ternyata orang yang bersangkutan saja mengatakan 'Saya cuman disuruh mengakui saja di Duren Tiga,' sebetulnya peristiwanya di Magelang. Nanti jangan-jangan dikejar lagi, beda lagi kan gitu," kata Taufan.

"Makanya saya kira tugas penyidik saat ini mendalami dan mencari bukti-bukti selain keterangan. Kalau itu tidak bisa, maka saya kira tidak menjadi penting lagi itu," ucapnya.

Menurut Taufan, keterangan-keterangan tidak bisa dijadikan sandaran tunggal untuk fakta, melainkan perlu didalami dan disesuaikan bukti-bukti lainnya.

Baca Juga: Ginting Mundur dari Japan Open 2022, PBSI dan BWF Ungkap Alasannya, Sebut Gara-gara Viktor Axelsen?

Jika tak bisa dibuktikan penyidik, pernyataan-pernyataan siapapun, termasuk Putri Candrawathi sebagai saksi kunci hanya akan jadi keterangan kosong.

"Yang penting adalah membuktikan hubungan antara satu peristiwa dimana Ferdy Sambo memerintahkan beberapa anak buahnya untuk mengeksekusi saudara Yoshua (Brigadir J)," ujarnya lagi.***

Editor: Azizurrochim

Sumber: PMJNEWS

Tags

Terkini

Terpopuler