Israel Tuding Iran Curi Dokumen Rahasia PBB, Naftali Bennett: Kami Tahu Rencana Penipuan Nuklir Iran

- 2 Juni 2022, 08:18 WIB
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett.
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett. /RONEN ZVULUN/reuters/REUTERS

MEDIA TULUNGAGUNG - Israel menuding Iran relah mencuri laporan rahasia dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Perdanan menteri Israel Naftali Bennett mengatakan bahwa Iran mencuri laporan pengawas nuklir internal PBB untuk mendukung rencana mempersiapkan cara mencegah pengawasan program nuklirnya

Baik Teheran maupun Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang tuduhan tersebut, yang tampaknya menjadi bagian dari kampanye Israel untuk mencegah kekuatan besar memperbarui kesepakatan nuklir Iran 2015 dalam negosiasi Wina yang sekarang terhenti.

Baca Juga: Fakta Menarik Nabila Ishma Nurhabibah Pacar Eril, Tak Hanya Model Melainkan Juga Aktivis Sosial.

"Iran mencuri dokumen rahasia (IAEA) ... dan menggunakan informasi itu untuk secara sistematis menghindari penyelidikan nuklir," kata Bennett dalam sebuah posting media sosial yang menyertakan pilihan file yang diduga dicuri, beberapa di antaranya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

"Bagaimana kami tahu? Karena kami mengetahui rencana penipuan Iran."

Seorang ajudan Bennett mengatakan pernyataan terakhir merujuk pada publikasi mata-mata Israel pada 2018 tentang apa yang mereka katakan sebagai kumpulan dokumen rahasia yang disita di Iran dan terkait dengan proyek nuklirnya. Teheran menyebut apa yang disebut "Arsip Atom" itu palsu.

Baca Juga: Profil Biodata Nabila Ishma Nurhabibah , Pacar Eril Anak Ridwan Kamil yang Hilang di Swiss

Bennett mengutip seorang pejabat pertahanan Iran yang menulis dalam dokumen dugaan bahwa "cepat atau lambat mereka (IAEA) akan bertanya kepada kami, dan kami harus memiliki cerita sampul yang komprehensif untuk mereka."

Dilansir dari Reuters, Israel, Washington dan IAEA telah lama menjelaskan bahwa mereka percaya Iran memiliki program senjata nuklir terkoordinasi sampai tahun 2003.

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x