Rusia Terus Serang Mariupol, PBB Berhasil Evakuasi Ratusan Warga Sipil Ukraina

- 4 Mei 2022, 07:30 WIB
Pabrik Azovstal di kota pelabuhan Mariupol.
Pabrik Azovstal di kota pelabuhan Mariupol. /ANTARA/Xinhua/Victor

MEDIA TULUNGAGUNG - Ukraina tengah mengevakuasi ratusan warga sipil yang berada di sekitar pabrik baja dan Mariupol.

Sementara itu, Seorang pejabat kemanusiaan PBB mengatakan bahwa mereka telah berhasil mengevakuasi sekitar 101 orang dari pabrik baja Azovstal.

Dirinya juga menambahkan bahwa sebagian besar pengungsi berada di Zaporizhzhia, di mana mereka menerima bantuan kemanusiaan.

Baca Juga: Sikap Tegas Putin pada Presiden Prancis, Barat Hentikan Pasokan Senjata ke Ukraina

“Berkat operasi itu, 101 wanita, pria, anak-anak, dan orang tua akhirnya bisa meninggalkan bunker di bawah pabrik baja Azovstal dan melihat siang hari setelah dua bulan,” Osnat Lubrani, koordinator kemanusiaan PBB untuk Ukraina, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke wartawan. .

Komite Palang Merah Internasional, yang juga terlibat dalam operasi lintas yang aman, mengeluarkan pernyataan paralel yang mengatakan sekitar 100 orang dari area pabrik Mariupol telah mencapai Zaporizhzhia pada hari Selasa. Di antara mereka ada yang terluka, tambahnya.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Hari ini, BMKG Himbau Masyarakat Waspada Hujan dan Angin Kencang

Sementara itu, pasukan Rusia mulai menyerbu pabrik baja yang berisi kantong perlawanan terakhir di Mariupol, kata para pembela Ukraina, tepat ketika sejumlah warga sipil yang dievakuasi dari pabrik yang dibom selama akhir pekan mencapai tempat yang relatif aman di wilayah yang dikuasai Ukraina.

Osnat Lubrani, koordinator kemanusiaan PBB untuk Ukraina, mengatakan bahwa berkat upaya evakuasi, “101 wanita, pria, anak-anak, dan orang tua akhirnya dapat meninggalkan bunker di bawah pabrik baja Azovstal dan melihat siang hari setelah dua bulan.”

Baca Juga: Liverpool Melaju Ke Final Liga Champions Usai Tundukan Villareal, Klopp Ingatkan Timnya Harus Menderita

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini