Untuk memperumit masalah lebih lanjut, pemerintah Johnson pada 1 Maret memberlakukan larangan kapal Rusia berlabuh di Inggris.
“Ini akan memiliki efek bencana tambahan pada ekonomi", kata Atkinson, menambahkan bahwa semua ini terjadi sebelum Rusia memperkenalkan potensi sanksi kontra energinya.
“Ada… kemungkinan Rusia akan membalas sanksi dengan menghentikan ekspor minyak dan gas globalnya”, kata Salameh.
"Rusia mengekspor 8,0 juta barel per hari (mbd) secara total terdiri dari 5,0 mbd minyak mentah dan 3,0 mbd produk olahan...
...Bagaimanapun, itu akan menyebabkan minyak mentah Brent naik lebih jauh ke $120 dan harga gas dan LNG mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini akan sangat merugikan perekonomian global khususnya perekonomian Amerika Serikat dan Uni Eropa,” tuturnya lebih lanjut.
Sementara itu, The Independent memproyeksikan bahwa Inggris dapat meningkatkan tindakan terhadap industri minyak dan gas Rusia minggu depan.
Pada hari Jumat, Liz Truss mendesak rekan-rekan Eropa di Brussels untuk menghentikan impor energi dari Rusia, dengan kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengisyaratkan bahwa semuanya tetap di atas meja.
"Uni Eropa dan Inggris secara tidak langsung akan tetap bergantung pada pasokan gas Rusia setidaknya selama 10 tahun ke depan kecuali jika Rusia memutuskan untuk mengalihkan semua ekspornya ke China", kata Salameh.
"Alasannya adalah bahwa semua pemasok potensial alternatif gas dan gas alam cair (LNG) tidak dapat menyediakan pasokan yang cukup untuk menggantikan pasokan gas Rusia di masa mendatang,” lanjutnya.