Pengawas Uni Eropa Mengevaluasi Data tentang Suntikan Booster Vaksin COVID-19, Apakah Diperlukan atau Tidak

- 7 September 2021, 09:22 WIB
Ilustrasi vaksin
Ilustrasi vaksin /pixabay.com/WiR_Pixs

MEDIA TULUNGAGUNG - Regulator obat Uni Eropa, Senin 6 September 2021, mengatakan sedang mengevaluasi data dosis booster untuk vaksin COVID-19 yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech.

Dalam sebuah pernyataan Senin, Badan Obat Eropa (EMA) mengatakan sedang mempertimbangkan apakah dosis ketiga vaksin harus diberikan enam bulan setelah orang medapatkan dosis keduanya dan telah berusia 16 tahun ke atas.

Pakar EMA sedang melakukan “penilaian yang dipercepat” terhadap data yang dikirimkan oleh Pfizer dan BioNTech, termasuk hasil dari uji coba yang sedang berlangsung di mana sekitar 300 orang dewasa yang sehat menerima suntikan booster sekitar enam bulan setelah dosis kedua mereka.

Baca Juga: Taliban Meminta Jerman Membantunya dalam Bidang Kesehatan, Pendidikan, dan Insfrastruktur

Pfizer telah mengajukan permohonan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk otorisasi dosis ketiga.

Pemerintah AS mengatakan bulan lalu bahwa booster kemungkinan akan tersedia pada akhir September.

Sedangkan Israel dan Turki sudah mulai memberikan dosis booster, dan rencananya sedang dipertimbangkan di negara lain untuk populasi yang rentan, termasuk Prancis dan Jerman.

Organisasi Kesehatan Dunia telah memohon kepada negara-negara kaya untuk tidak menggunakan dosis booster sampai setidaknya akhir September, dengan mengatakan tidak ada data ilmiah yang membuktikan bahwa suntikan itu diperlukan.

Baca Juga: Pimpinan NATO Meminta China Bergabung dalam Pembicaraan Pengendalian Senjata Nuklir

Dikatakan vaksin COVID-19 akan digunakan dengan lebih baik di negara-negara berkembang, yang telah menerima kurang dari 2% dari lebih dari 5 miliar dosis yang diberikan.

Halaman:

Editor: Muhammad Irfan Masruri

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini