Pimpinan NATO Meminta China Bergabung dalam Pembicaraan Pengendalian Senjata Nuklir

- 7 September 2021, 09:02 WIB
Sekjen NATO Jens Stoltenberg meminta China bergabung dalam pembahasan pembatasan senjata nuklir
Sekjen NATO Jens Stoltenberg meminta China bergabung dalam pembahasan pembatasan senjata nuklir /Tangkapan layar instagram @jenstoltenberg @ashrafghani.af

MEDIA TULUNGAGUNG - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mendesak China pada hari Senin 6 September 2021, untuk bergabung dengan upaya internasional membatasi penyebaran senjata nuklir di tengah kekhawatiran bahwa negara adidaya Asia dengan cepat mengembangkan rudal yang mampu membawa hulu ledak atom.

Meletakkan prioritasnya untuk perlucutan senjata nuklir pada konferensi pengendalian senjata tahunan NATO.

Stoltenberg mengatakan bahwa lebih banyak negara harus dimasukkan dalam pembicaraan pembatasan rudal di masa depan, bukan hanya Rusia.

Baca Juga: Amerika Serikat Beralih ke Rute Darat Untuk Mengevakuasi Warganya Dari Afghanistan

“Sebagai kekuatan global, China memiliki tanggung jawab global dalam pengendalian senjata. Dan Beijing juga akan mendapat manfaat dari batasan bersama pada jumlah, peningkatan transparansi, dan lebih banyak prediktabilitas, ”kata Stoltenberg.

“Ini adalah dasar untuk stabilitas internasional.” Imbuhnya.

Lebih lanjut sekretaris jenderal NATO itu, memperingatkan bahwa persenjataan nuklir Beijing berkembang pesat.

“China sedang membangun sejumlah besar silo rudal, yang secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan nuklirnya. Semua ini terjadi tanpa batasan atau kendala. Dan dengan kurangnya transparansi.” Katanya.

Baca Juga: Berikut Pemerintahan Taliban yang di Pimpin Kepala Negara, Hasan Akhund serta Dibantu 2 Wakil Presiden

Pada 2019, Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces, atau INF, 1987, menyalahkan Rusia karena melanggar pakta bilateral.

Halaman:

Editor: Muhammad Irfan Masruri

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini