Peneliti Laporkan Kegagalan Uji Klinis Vaksin HIV di Afrika Selatan

- 1 September 2021, 16:45 WIB
Ilustrasi penggunaan vaksin HIV AIDS di Afrika
Ilustrasi penggunaan vaksin HIV AIDS di Afrika /Pixabay

MEDIA TULUNGAGUNG - Banyak vaksin HIV yang diantisipasi dan dikembangkan dikembangkan oleh Johnson & Johnson.

Namun tak jarang vaksin yang dihasilkan gagal memberikan perlindungan yang memadai dalam uji klinis.

Hal tersebut diumumkan oleh perusahaan dan otoritas kesehatan Amerika Serikat pada hari Selasa 31 Agustus 2021.

Baca Juga: Biden Tegaskan Kebijakan AS di Afghanistan Adalah Keputusan Terbaik Bagi Amerika Serikat

Dikutip Mediatulungagung dari Daily sabah.com, percobaan tersebut melibatkan lebih dari 2.600 wanita muda di sub-Sahara Afrika.

Meskipun vaksin tersebut terbukti aman, tanpa efek samping yang serius, kemanjurannya dalam mencegah infeksi HIV hanya di atas 25%.

Akibatnya, uji coba "Imbokodo" yang dimulai pada 2017 sekarang akan dihentikan, dan para peserta, dari Malawi, Mozambik, Afrika Selatan, Zambia, dan Zimbabwe akan diberi tahu apakah mereka menerima vaksin atau plasebo.

Tetapi perusahaan akan melanjutkan uji coba paralel, yang melibatkan laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki dan individu transgender, yang berlangsung di Amerika dan Eropa, di mana komposisi vaksin berbeda dan begitu juga jenis HIV yang lazim.

Dalam sebuah pernyataan, Paul Stoffels, kepala petugas ilmiah J&J, berterima kasih kepada para wanita yang berpartisipasi dan mitra perusahaan.

“Meskipun kami kecewa karena kandidat vaksin tidak memberikan tingkat perlindungan yang memadai terhadap infeksi HIV dalam uji coba Imbokodo, penelitian ini akan memberi kami temuan ilmiah penting dalam upaya berkelanjutan untuk vaksin mencegah HIV,” katanya.

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x