Setelah dihubungi oleh FS akhirnya Benny mengumpulkan anggotanya yang masih siaga untuk berkumpul. Yang dia dapatkan hanya 6 anggotanya, yakni Pak Santo (Kombes Susanto) dan (staf pribadi) Sprinya, Fernanda, Aziz (supir Benny), dan Yoga.
“Karena saya menerima laporan dari Pak Ferdy Sambo ada tembak menembak, saya perintahkan pasti ada kejadian yang luar biasa. Saya perintahkan Pak Santo dan personel yang mau berangkat ke sana, tolong cari body vest, bawa senjata panjang,” ungkap Benny lebih lanjut.
“Setelah ada body vest, senjata panjang, saya sampaikan ke anggota, ‘hati-hati, ini ada kasus yang sangat luar biasa’,” lanjut Benny.
Selain itu dalam persidangan lanjutan tersebut Benny juga mengungkapkan tentang peristiwa yang saat itu disebut pelecehan terhadap Putri Candrawati.
Pada kesempatan itu Benny juga menceritakan saat dirinya meminta keterangan kepada PC setelah peristiwa penembakan Brigadir J.
“Apa yang diceritakan PC?” tanya hakim pada Benny Ali.
“Waktu itu Bu Putri turun dari atas, jadi ada ruangan, saya, Santo, sama Pak FS,” jawab Benny atas pertanyaan hakim tersebut.
Baca Juga: Potongan Tubuh Ditemukan, Ledakan Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar Bandung, 1 Tewas 3 Luka-Luka
“Mohon maaf Ibu, kira-kira apa yang terjadi, yang Ibu alami terkait dengan peristiwa di rumah Duren Tiga? Jadi Ibu Putri waktu itu nangis,” paparnya.