Meski begitu, di satu sisi Hotman Paris merasa membela Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi tidak menyalahi profesinya sebagai pengacara.
"Tapi di satu pihak saya pikir pengacara itu kan, diadakan profesi pengacara itu bukan untuk membela orang yang benar-benar bersih," ucapnya.
"Pengacara itu ada untuk membela agar orang mendapatkan putusan sesuai perbuatannya, tidak harus, misalnya apakah ini pembunuhan berencana, apakah itu pembunuhan biasa," ujarnya.
"Kalau Sambo kan dia sudah mengakui bahwa dia memerintahkan penembakan, berarti sudah kena 338, pembunuhan biasa," tutur Hotman Paris menambahkan.
Dia pun mengaku sempat menerima tawaran Ferdy Sambo, bukan karena nominal uang yang ditawarkan.
"Saya waktu itu mau, akhirnya bukan karena saya tergoda uangnya, karena saya sudah dapat data dari tim kuasa hukumnya bahwa ada arahnya ke arah seolah-olah ini bukan berencana, spontan," ujar Hotman Paris.
"Karena apa? begitu si ibu PC pulang dari Magelang, cerita apa yang dialami di Magelang, menurut informasi dari tim itu hasil kesaksian dari para ajudan di BAP, ini BAP loh bukan hoaks, bahwa irjen Pol Sambo itu menangis," katanya.
"Kalau seorang Jenderal menangis, berarti ada kejadian yang dia dengar dari istrinya yang sangat menyakiti hatinya. Habis itu, nggak nyampe beberapa menit, disuruh panggil almarhum ke rumah dinas, terjadilah penembakan. Kurang dari 1 jam," tuturnya menambahkan.