Sebaliknya, ia justru harus berpihak, pada kebenaran, keadilan, dan objektivitas.
Tanggung jawab media memang berat, karena risiko dampak salah langkahnya pun besar.
Dari tulisan yang dibuat Harian Kompas, Anies menyebut bahwa pihak mereka tela memberikan klarifikasi atas kelalaian yan dibuat.
"Kemarin, beberapa pemimpin Kompas menjelaskan pada saya, bahwa penempatan foto itu adalah kelalaian, tak ada niat framing buruk. Memang disayangkan kesalahan mendasar seperti itu terjadi di media seperti Kompas yg pastinya memiliki mekanisme pengawasan berlapis,'' tulis Anies.
Harian Kompas kini telah menimpal framing yang dianggap salah oleh Anies Baswedan.
"Hari ini, Kompas memasang berita baru yg menjelaskan secara lebih objektif terkait kedatangan saya ke KPK. Kompas hari ini memberi contoh kepada Kompas kemarin ttg bagaimana sebuah berita seharusnya ditulis," tulisnya.
Anies kemudian mencoba menjelaskan sejarah Harian Kompas saat Presiden Soekarno masih hidup.
"Dahulu, Kompas sebenarnya hendak diberi nama Bentara Rakyat. Namun Bung Karno memberi usul nama Kompas, karena kompas adalah penunjuk arah dan jalan,"