Aktivis Senior Ini Pertanyakan Transparansi Polri, Curigai Pengamanan 3 Jenderal Buat Persekongkolan Jahat

10 Agustus 2022, 08:00 WIB
Irma Hutabarat pertanyakan transparansi Polri /Media Tulungagung

MEDIA TULUNGAGUNG - Aktivis senior, Ketua Komunitas Civil Society, Irma Hutabarat mulai pertanyakan transparansi yang didengungkan Polri dalam penyelidikan kasus kematian Brigadir J.

Pertanyaan Irma Hutabarat bukan tanpa alasan. Ia menyoroti posisi tiga jenderal Polri yang kini diamankan di sebuah tempat khusus di Mako Brimob.

Menurutnya, hal tersebut bukanlah sebuah bentuk transparansi yang selama ini selalu didengungkan pasalnya publik tidak tahu menahu posisi mereka ada di mana, apa yang dilakukan.

Baca Juga: Komnas HAM Tunda Pemeriksaan Putri Candrawathi, Ketua Komunitas Civil Society: Lah Kok Nongol di Mako Brimob?

"Katanya mau transparan, dikurung, di mana dikurungnya? kenapa kita gak boleh tahu?," ujarnya dengan barapi-api, dikutip MEDIA TULUNGAGUNG dari Kompas TV, Rabu, 10 Agustus 2022.

Tidak hanya itu, Irma Hutabarat juga mencurigai dengan diamankannya tiga jenderal di tempat khusus sedang menyusun rencana baru.

"Waduh jangan-jangan mereka di sana membuat persekongkolan baru," ujar Irma.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Listyo Sigit Tetapkan Ferdy Sambo Sebagai Tersangka, Bantah Adanya Baku Tembak!

Irma menyarankan kepada Polri bahwa ketika kepercayaan telah dicoreng, mereka harusnya bisa membuktikan ke publik bahwa apapun yang dilakukan Polri dalam penyelidikan kasus ini haruslah benar-benar terbuka.

Bahkan jika perlu mereka harus menunjukkan ke publik berupa gambar penyelidikan tersebut.

Di lain hal, Irma Hutabarat juga menyinggung soal pelanggaran etik yang dilakukan Ferdy Sambo cs.

Baca Juga: Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2022: Dinilai Tak Maksimal, 3 Atlet Indonesia Ditarik Mundur, Ada Apa?

"Kan dia bukan penyidik, mana ada etika profesional itu, that is the criminal collaborator," ucapnya.

Selain Ferdy Sambo, menurut Irma 25 polisi yang ikut diperiksa juga bisa masuk kategori tersebut.

Selain itu, Irma Hutabarat juga memberikan kritikan atas penundaan pemeriksaan Putri Candrawathi oleh Komnas HAM karena alasan trauma.

Baca Juga: Inilah Perjalanan Ferdy Sambo di Polri: Karir Mentereng Tapi Menjadi Dalang Pembunuhan Brigadir J

Pasalnya, seperti diketahui, Putri Candrawathi telah berkunjung ke Mako Brimob untuk mengunjungi Ferdy Sambo yang ditahan.

Dikutip dari Jurnal Medan, Irma Hutabarat pun akhirnya membuat sebuah pernyataan yang menyentil Komnas HAM melalui sebuah video di media sosial, TikTok.

"Kalau ada dari Komnas HAM mau manggil aja ragu-ragu, ya karena psikologi," kata Irma Hutabarat dikutip dari akun @viral2022.

Baca Juga: Kutuk Keras Pembunuh, Warganet Sebut Ferdy Sambo cs Seperti Mafia: Penyebar Berita Bohong, Hilangkan Bukti TKP

"Kamu punya hak kok, kamu dibayar oleh rakyat Indonesia itu untuk melihat ada pelanggaran HAM di dalam peristiwa itu," ujarnya.

Irma Hutabarat dalam kesempatan itu juga membeberkan pelanggaran HAM dalam kasus tewasnya Brigadir J.

Menurutnya ada banyak pelanggaran HAM yang terjadi di dalam kasus tersebut.

Baca Juga: Kapolri Ungkap Fakta Bharada E Diperintah Ferdy Sambo Tembak Brigadir J, Patahkan Skenario Pembohongan Publik?

"Banyak, dari mulai mayat tidak boleh dibuka, otopsi tidak boleh diketahui," katanya.

Irma Hubarat juga mempertanyakan kemunculan Putri Candrawati di Mako Brimob, Depok.

Menurutnya hal itu telah mempermainkan rakyat, sebab sebelumnya Putri Candrawati disebut-sebut masih trauma.

Baca Juga: Ferdy Sambo Tersangka, Hotman Paris Sarankan Dua Hal Ini Agar Hukuman Bharada E Diringankan

Kemudian kata Irma tentang istri Ferdy Sambo, Putri Candrawati yang sebelumnya dinyatakan trauma namun tiba-tiba muncul ke publik.

"Ibu Putri Candrawati yang katanya sakit terus, trauma tahu-tahu tiba-tiba nongol. Jadi itu seperti mepermainkan kita semua, sudahlah berhentilah," ujarnya.***

Editor: Azizurrochim

Sumber: Jurnal Medan kompas tv

Tags

Terkini

Terpopuler