Network
MEDIA TULUNGAGUNG - Diet secara signifikan mempengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan seseorang.
Hubungan antara diet dengan kesehatan mental hanya ditetapkan di beberapa bidang seperti kemampuan diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat (diet ketogenik) untuk membantu anak-anak dengan epilepsi, dan efek kekurangan vitamin B12 pada kelelahan, ingatan buruk, dan depresi.
Hak tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli medis di seluruh dunia.
Namun, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal European Neuropsychopharmacology, memperingatkan bahwa bukti adanya perbedaan antara diet dan kesehatan mental untuk banyak diet relatif lemah.
"Kami telah menemukan bahwa ada semakin banyak bukti hubungan antara pola makan yang buruk dan memburuknya gangguan mood, termasuk kecemasan dan depresi. Namun, banyak kepercayaan umum tentang efek kesehatan dari makanan tertentu tidak didukung oleh bukti yang kuat," kata lead penulis Suzanne Dickson, Profesor di Universitas Gothenburg, Swedia.
Para peneliti yang melakukan tinjauan komprehensif studi yang menghubungkan diet dengan kesehatan mental juga menemukan bahwa ada bukti bagus bahwa diet Mediterania, kaya sayuran dan minyak zaitun, menunjukkan manfaat kesehatan mental, seperti memberikan perlindungan terhadap depresi dan kecemasan.
Baca Juga: 15 Quotes Peringati Hari Kesehatan Mental Sedunia, Cocok Dibagikan di WhatsApp, Facebook, Instagram
Namun, untuk banyak makanan atau suplemen, buktinya tidak meyakinkan, misalnya dengan penggunaan suplemen vitamin D, atau dengan makanan yang diyakini terkait dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau autisme.
"Dengan kondisi individu, kami sering menemukan bukti yang sangat beragam," kata Dickson.
