Rusia Kuasai Ukraina, inilah Kumpulan Sangsi dari Dunia Internasioanal mulai AS Hingga Inggris Raya

- 28 Februari 2022, 07:43 WIB
Ilustrasi serangan Rusia ke Ukraina
Ilustrasi serangan Rusia ke Ukraina /Twitter/ @michaelholmes/

Baca Juga: Rusia Buat Geram Amerika Serikat Hingga NATO, Ancaman Sangsi Langung pada Vladimir Putin

Baca Juga: Ukraina Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang Rusia, Amnesty Ungkap Penggunaan Rudal Balistik

Jepang
Jepang mengatakan akan memperkuat sanksi terhadap Rusia untuk memasukkan lembaga keuangan dan ekspor peralatan militer, Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan, menambahkan bahwa dampak pada pasokan energi negara miskin sumber daya tidak mungkin terjadi.

Kishida mengatakan pada konferensi pers pada hari Jumat bahwa Tokyo akan membidik lembaga keuangan dan individu Rusia dengan sanksi, serta menghentikan ekspor barang keperluan militer seperti semikonduktor.

"Jepang harus dengan jelas menunjukkan posisinya bahwa kami tidak akan pernah mentolerir setiap upaya untuk mengubah status quo dengan paksa," katanya

Baca Juga: Update Perang Rusia-Ukraina: Putin Siap Kirim Delegasi Perundingan dengan Ukraina

Britania Raya
Perdana Menteri Boris Johnson meluncurkan paket sanksi Inggris terbesar yang pernah ada terhadap Rusia pekan lalu yang menargetkan bank, anggota lingkaran terdekat Putin, dan orang kaya Rusia yang menikmati gaya hidup mewah di London.

Johnson mengatakan pemimpin Rusia itu akan dikutuk oleh dunia dan sejarah atas invasinya, dan tidak akan pernah bisa membersihkan "darah Ukraina dari tangannya".

Dalam paket sanksi 10 poin yang dirilis pada hari Jumat, pemerintah Inggris mengatakan akan memberlakukan pembekuan aset pada bank-bank besar Rusia, termasuk VTB milik negara, bank terbesar kedua, dan menghentikan perusahaan-perusahaan besar Rusia untuk meningkatkan keuangan di Inggris.

Inggris juga akan melarang maskapai penerbangan utama Rusia Aeroflot mendarat di Inggris, menangguhkan lisensi ekspor ganda ke Rusia, dan melarang ekspor beberapa ekspor teknologi tinggi dan bagian dari industri ekstraktif.

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini