Dari 10 pasien yang diberikan obat Fomepizole, ternyata semua pasien memiliki kondisi yang stabil setelah mengkonsumsinya.
Bahkan 5 dari 10 pasien tersebut kondisnya berangsur-angsur membaik. Hal ini membuat Kemenkes memtuskan untuk menggunakan obat dari Singapura itu.
“Dari 10 pasien di RSCM in, ternyat kondisinhha jadi stabil, kan biasanya mereka memburuk terus kondisinya. Setelah diberi obat ini, sebagian membaik, sebagian stabil. Jadi kita lebih merasa confident bahwa obat ini efektif,” paparnya menambahkan.
Kemenkes memutuskan untuk mendatangkan obat gagal ginjal akut itu lebih banyak untuk pengobatan pasien lain.
Budi Gunadi Sadikin mengaku pemerintah menjadi lebih yakin setelah melihat kondisi pasien yang diberikan obat dari Singapura itu.
Baca Juga: Sempat Diwarnai Kendala Alam, Akhirnya Konser IU Sukses Digelar di Olympic Stadium Seoul
“Jadi sesudah obat ini efektif, sekarang pemerintah Indonesia sedang mendatangkan lebih banyak lagi. Supaya nanti pasien yang ada sekarang, karena kita sudah tahu penyebabnya apa, bisa kita obati,” ujar Budi selaku Menteri Kesehatan.
Budi Gunadi Sadikin juga mengaku ia mengubungi rekannya, Menteri Kesehatan Singapura dan Australia untuk kelanjutan penggunaan obat gagal ginjal akut itu.
“Obatnya memang kita nggak punya, kita kemarin datengin dari Singaprua. Saya baru nih, baru kontak rekan saya Menteri kesehatan Singapura sama Australia, yang dekat kan, yang paling dekat.” Paparnya menambahkan.
Pemerintah mendatangkan sebanyak 200 vial obat gagal ginjal akut untuk tahap pertama pengadaan obat.