Polly juga mengatur agar bisa ikut penerbangan sebagai extra crew. Polly seharusnya menjadi pilot utama untuk penerbangan ke Peking, Cina, dari 5 September hingga 9 September 2004.
"Maka pada Senin malam, Polly berhasil menerbangkan pesawat bersama Munir yang berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta," ungkap Bjorka.
"Pukul 23.32 WIB, setelah terbang sekitar 120 menit, pesawat mendarat di Bandara Changi Singapura,"
"Polly yang sudah lebih dulu bertemu dengan Munir membawa korban ke Coffee Bean melalui Gerbang 42. Munir menunggu Polly yang memesan dua minuman yang salah satunya sudah diberikan racun arsenik kepada korban," lanjut Bjorka.
"Munir menghabiskan minuman yang diberikan Polly padanya. Selanjutnya, Munir kembali ke pesawat untuk melanjutkan penerbangan. Sementara itu, Polly kembali ke Jakarta,"
"Selasa sekitar pukul 10.47, Polly menghubungi Budi Santoso dan mengatakan: "Menemukan ikan besar di Singapura."
Sementara itu, Munir meninggal dua jam sebelum pesawat mendarat di atas langit Rumania di Bandara Schipol Amsterdam, Belanda," lanjut Bjorka.
Berdasarkan hasil otopsi pihak berwenang Belanda, tubuh Munir mengandung 3,1 miligram racun arsenik. Ada proses pengadilan dalam kasus ini. namun, tabir misteri tidak pernah terungkap dengan jelas.