Pasalnya kejadian ini melibatkan lintas satuan kepolisian mulai dari satuan wilayah, dan detektif, hingga divisi internal.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia Mahfud MD mengatakan, sebelum kasus itu terungkap, Ferdy Sambo telah menciptakan "jebakan psikologis" bagi beberapa pihak untuk membuat mereka percaya bahwa Brigadir J telah melecehkan istrinya.
Ferdy Sambo menyebarkan berita bohong tersebut, antara lain ke Kompolnas, Komnas HAM, beberapa anggota DPR, bahkan beberapa rekannya dari kepolisian.
"Tidak banyak yang tahu bahwa (ada) jebakan psikologis bagi orang-orang tertentu untuk mendukung pengambilan gambar (skenario). Dia menangis di depan mereka seolah-olah dia adalah korban," kata Mahfud MD.
Keluarga korban menemukan banyak kejanggalan termasuk perubahan tanggal kejadian, beberapa luka di tubuh BrigadirJ dan dua jari patah.
Autopsi ulang dilakukan polisi kemudian mengoreksi pernyataan tersebut, dengan mengatakan tidak ada baku tembak atau tuduhan pelecehan seksual.***