Ibu Brigadir J Ungkap Suasana Mencekam Pasca Pemakaman, Dikepung Aparat Hingga HP Disadap,Hendra Kurniawan CS?

2 Oktober 2022, 06:28 WIB
Ibunda Brigadir J histeris saat penggalian makam anaknya. Rosti Simanjuntak berterak menagih janji dari Putri Candrawathi. /Twitter Wanheart/

 

MEDIA TULUNGAGUNG - Secara mengejutkan, ibu mendiang Brigadir J, Rosti Simanjuntak pertama kali tampil secara eksklusif di publik untuk melakukan perbincangan khusus dengan Rossiana Silalahi.

Kematian yang tak wajar itu membuat satu keluarga itu terpukul, hingga diceritakan semuanya oleh Rosti.

Rosti memberikan cerita detail kejadian tanggal 11 Juli 2022 pasca pemakaman Brigadir J saat segerombolan aparat mendatangi rumahnya dengan tiba-tiba.

Baca Juga: Misteri Bisikan Putri Candrawathi kepada Om Kuat, Sang Nyonya Disarankan untuk Adukan Hal Ini ke Ferdy Sambo

"Kejadiannya di situ sesudah anak di pemakaman, jadi pulang ke rumah kan dari marga Hutabarat melakukan ritual agar lepas dari duka yang sangat berat dijauhkan Tuhan dari musibah seperti ini. Agar kami juga segar, agar jauh lah segala berbahaya," ujar Rosti Simanjuntak, dikutip dari Kompas TV, Minggu, 2 Oktober 2022.

Kedatangan rombongan aparat secara tiba-tiba membuat keluarga Brigadir J kaget ketika setelah maghrib tiba.

"Udah lewat maghrib ke malam jadi namanya pulang dari pemakaman kan kita harus bersih-bersih rencana. Jadi pada adik dan pun akan ponakan lagi istirahat," katanya.

Baca Juga: Kapan BSU Tahap 4 Cair? Berikut Informasi Jadwal Resminya Pemerintah Sebesar Rp600 Ribu, Cek Linknya Di Sini

Di saat semua keluarga hendak beristirahat dan beberes, gerombolan aparat diduga Hendra Kurniawan CS datang dengan tidak sopannya.

"Saya baru mau berpakaian celana panjang, udah masuk gerombolan ke rumah secara tidak ada permisi tidak ada kata salam, tidak ada lah sopan santun mereka masuk ke rumah dengan celana yang baru saya buka. Saya tenteng masih di tangan mereka langsung masuk, menutup gorden, pintu jadi ponakan dan adik-adik ini menjerit histeris semuanya,"cerita Rosti.

Seketika keluarga Brigadir J teriak histeris dan ketakutan dan aparat diduga kepolisian itu meminta seluruh handphone ditanggalkan.

Baca Juga: UPDATE! Kerusuhan Kanjuruhan Arema VS Persebaya Akibatkan Ratusan Korban Jiwa, Ada dari Pihak Kepolisian?

"Ada apa itu,? mereka kayak membentuk pagar betis mereka langsung menutupi jangan ada yang pegang HP, jangan ada yang memegang alat pokoknya. Alat komunikasi apapun tidak boleh dipegang," ujar Rosti Simanjuntak sembari meluapkan emosinya.

Setelah mereka berhasil masuk ke rumah itu, beberapa orang berusaha untuk menceritakan skenario buatan soal pembunuhan berencana kepada Brigadir J di rumah Ferdy Sambo.

"Pak siapa Jenderal, berkata gini lho pak kami datang ke sini untuk memberitahu kronologi kejadian ini. Waktu itu seperti itu sama ada Kombes Santoso di sebelahnya bapaknya masih dengan sopan juga walaupun mereka tidak sopan bapaknya masih memberikan kursi karena mereka tidak mau membuka sepatu. Pada saat itu semua mereka masuk ke rumah karena menurut mereka rumah itu adalah rumah yang tidak layak bagi mereka," katanya.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Arema VS Persebaya, Pesan Berantai Ungkap Korban Tewas 60 Orang

Dengan angkuh dan sombongnya, apara aparat Kepolisian yang diduga diperintahkan Ferdy Sambo ini menganggap rumah Brigadir J tak layak hingga sepatupun tidak dilepas.

Rosti Simanjuntak waktu itu pun emosi dan kesal, sedangkan Hendra Kurniawan menceritakan skenario palsunya.

Brigadir J disebut membuat aib kepada Putri Candrawathi hingga baku tembak antara Bharada e dan mendiang terjadi di rumah Ferdy Sambo.

 

 

"Dalam tubuh yang tidak berdaya saya sedang lagi keadaan sok dan lemah, saya bilang pa kata kamu?,  saya yang melahirkan anakku, saya yang besarkan anakku  mendidik anakku jadi saya tahu dengan karakter anakku. Jadi kubilang mungkin kalau anak-anak sampeyan mungkin ada," ceritanya.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Arema VS Persebaya, Viral Media Sosial hingga Kericuhan Akibatkan Puluhan Orang Tewas

Hendra Kurniawan Cs juga menyebut bahwa kondisi di TKP tidak ada CCTV. Namun semua dibantah keras oleh keluarga Brigadir J hingga mereka diusir dari rumah duka.

 

"Ibu jangan memojokkan kami, lalu saya jawab memojokkan apa? kalau kalian bicara kami dengar kalau kami bicara kalian bilang pojokan kalau gitu diam. Keluar semua saya bilang memang kayak gitu," ceritanya.

Secara perlahan mereka pun keluar satu persatu sampai habis dari rumah.

Tak menjelang lama, handphone keluarga Brigadir J semuanya diretas hingga tidak bisa melakukan komunikasi apapun.

Baca Juga: Detik-detik Tragedi Kanjuruhan, Kericuhan Besar Suporter dengan Polisi Usai Pertandingan Arema VS Persebaya

"Cuman malamnya langsunglah HP kami semua tidak bisa menghubungi sama sekali siapapun. Tidak bisa melihat wa dari siapapun semua realitas itu yang terjadi pada saat itu," ujar Rosti Simanjuntak.

Hendra Kurniawan Akui Diperintah Ferdy Sambo

Hendra Kurniawan menuturkan 5 arahan kepada bawahannya dalam menangani kasus kematian Brigadir J.

Dia mengungkapkan bahwa Ferdy Sambo menginstrusikan hal tersebut dalam pertemuan di ruang pemeriksaan Biro Provost Divisi Propam Polri 8 Juli 2022.

Sampai saat ini tersangka OOJ dalam kasus kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat yang didalangi Ferdy Sambo berjumlah 7 orang.

Tujuh tersangka yang terlibat dalam tindakan menghalangi penyidikan terhadap pembunuhan berencana ini yaitu:

Baca Juga: HEBOH! Farhat Abbas Sebut Ferdy Sambo Pahlawan di Kasus Tewasnya Brigadir J! Ternyata Ini Alasannya

Irjen Ferdy Sambo,Brigjen Hendra Kurniawan, Kombes Agus Nurpatria, AKBP Arif Rahman, Kompol Baiquni Wibowo, Kompol Chuck Putranto, dan AKP Irfan Widyanto.

Hendra Kurniawan, salah satu perwira yang telah dicopot dari jawabannya mengenai kasus penembakan Nofrianyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Dikutip dari Pedoman Tangerang, Hendra Kurniawan, menyebutkan bahwa Ferdy Sambo mengaku telah bertemu kapolri terkait kasus tewasnya Brigadir J.

Ferdy Sambo sudah memberikan arahan kepada Hendra kurniawan untuk menangani kasus Brigadir J.

Baca Juga: Permintaan Aneh Putri Candrawathi ke Keluarga Brigadir J Sebelum Yoshua Ditembak, Istri FS Berjanji...

Baru-baru ini, Hendra Kurniawan diketahui mengikuti perintah Ferdy Sambo untuk menemui Kapolri.

Hal itu diungkapkan Hendra Kurniawan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) sidang kode etik kasus pembunuhan Brigadir J pada tanggal 18 Agustus 2022.

Adapun 5 poin arahan Ferdy Sambo adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Permintaan Aneh Putri Candrawathi ke Keluarga Brigadir J Sebelum Yoshua Ditembak, Istri FS Berjanji...

1. Ferdy Sambo menekankan bahwa kasus ini adalah masalah tentang harga diri.

2. Ferdy Sambo saat itu mengklaim dirinya telah bertemu dengan Kapolri untuk menjelaskan permasalahan ini.

3. Ferdy Sambo meminta kepada jajarannya untuk menangani kasus ini apa adanya sesuai dengan kejadian di TKP.

4. Ferdy Sambo meminta bawahannya untuk tak mempertanyakan peristiwa yang terjadi di Magelang, sehingga hanya berangkat dari kejadian di Duren Tiga saja.

5. Ferdy Sambo mengatakan baiknya penanganan tindak lanjut di Pengamanan Internal Polri (Paminal) saja.

Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi mengungkapkan bahwa BAP itu kemungkinan merupakan keterangan pemeriksaan Hendra Kurniawan di Propam.

Baca Juga: Kronologi Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022, Kericuhan Terjadi Usai Arema Melawan Persebaya

Hendra Kurniawan Menggunakan Jet Pribadi Sambangi Keluarga Brigadir J Difasilitasi Mafia

Jet pribadi yang digunakan Hendra Kurniawan saat mengantarkan peti jenazah Brigadir J ke Jambi menjadi perhatian publik hingga kini.

Pasalnya, seseorang yang memiliki jet pribadi tentunya memiliki kekayaan yang fantastis. Apalagi seorang jenderal yang menggunakannya.

Indonesian Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso pun ikut menyoroti hal tersebut dan menduga bahwa jet pribadi tersebut adalah milik seorang konglomerat.

 Baca Juga: IPW Bongkar Pemilik Jet Pribadi yang Digunakan Hendra Kurniawan ke Jambi, Sebut 2 Konglomerat Judi Terlibat!

Sugeng menyebutkan bahwa jet pribadi yang ditumpangi Hendra Kurniawan saat itu adalah milik seorang yang berinisial RBT alias Robert Priantono Bonosusatya.

"Mantan Karo Paminal Divpropam Polri (Hendra Kurniawan) itu bersama-sama Kombes Pol Agus Nurpatria, Kombes Pol Susanto, AKP Rifazal Samual Bripd Fernanda, Briptu Sigit, Briptu Putu dan Briptu Mika menggunakan private jet yang menurut pengacara Kamaruddin Simanjuntak sebagai milik seorang mafia berinisial RBT," kata Sugeng dikutip dari Pedoman Tangerang, Rabu, 21 September 2022.

Dilansir dari Bloomberg, Robert merupakan mantan Komisaris Utama PT Citra Marga Nusaphala Persada. Perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur ini dipimpin oleh Jusuf Hamka.

Baca Juga: Siasat Ferdy Sambo Bebas dari Hukuman Terbongkar, Komnas HAM Ungkap Hal Ini, Saor Siagian: Dia Cari Celah!

Pada 2015, nama Robert tercantum dalam dokumen hasil pemeriksaan Bareskrim Polri yang menemukan adanya transaksi ganjil sebesar Rp 57 miliar. Duit itu dikucurkan kepada Muhammad Herviano Widyatama, anak Jenderal Polisi Budi Gunawan–kini Kepala Badan Intelijen Negara.

Menurut Sugeng, IPW berhasil mengidentifikasi jenis jet pribadi yang dipakai oleh Brigjen Hendra Kurniawan dkk ketika terbang ke Jambi pada 11 Juli lalu, yakni tipe Jet T7-JAB.

Private jet T7-JAB, kata Sugeng, sering dipakai oleh Andrew Hidayat, Bos PT MMS Group Indonesia, yang juga mantan narapidana kasus korupsi dan Yoga Susilo, Direktur Utama PT Pakarti Putra Sang Fajar dalam penerbangan bisnis Jakarta-Bali.

Baca Juga: Ferdy Sambo Ternyata Masih Berpeluang Berkarir di Polri, Sosok Ini Ungkap Alasannya, Kok Bisa Ya?

Sugeng mendesak Tim Khusus Polri menjelaskan keterlibatan Robert Priantono Bonosusatya dan Yoga Susilo dalam kasus pembunuhan berencana yang dilakukan Sambo. Selain itu, Polri juga harus mengusut keterkaitannya dengan mafia judi online yang terafiliasi dalam Konsorsium 303.

"Sekaligus membongkar peranannya, menyusul terungkapnya pemakaian private Jet oleh Brigjen Pol Hendra Kurniawan dalam kaitan temuan uang Rp 155 Triliun oleh PPATK dari judi online," kata Sugeng.

Sugeng menduga kuat ada keterlibatan Robert dan Yoga Susilo dalam kasus Sambo dan Konsorsium 303. Pasalnya, selain Robert, nama Direktur Utama PT Pakarti Putra Sang Fajar, Yoga Susilo, muncul dalam struktur organisasi Kaisar Sambo dan Konsorsium 303, sebagai Bos Konsorsium Judi Wilayah Jakarta.

Baca Juga: Sambut Rebo Wekasan 21 September 2022, Baca dan Amalkan Hal Ini Sebagai Tolak Bala Kesialan Dunia

"Nama RBT alias Bong alias Robert Prianto Bonosusatya, dalam catatan IPW adalah Ketua Konsorsium Judi Online Indonesia yang bermarkas di Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan, yang hanya berjarak 200 meter dari Mabes Polri," ungkap Sugeng.

Sementara itu, Guru Besar Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran, Prof Muradi, menilai penggunaan private jet oleh Hendra Kurniawan untuk mengunjungi keluarga Brigadir J di Jambi tak sesuai peruntukannya. Ia mengaku tak mengetahui banyak soal kasus ini, tapi ia mendorong Polri mengusut keterlibatan pengusaha di dalamnya.

"Itu (penggunaan private jet) berada dalam posisi yang tidak tepat. Bintang satu (Hendra Kurniawan) tapi bisa pakai private jet. Itu juga harus diinvestigasi. Beberapa elite petinggi Polri punya dengan pengusaha. Tapi saya tidak bisa sebutkan," katanya.***

 

Editor: Azizurrochim

Sumber: Pedoman Tangerang kompas tv

Tags

Terkini

Terpopuler