Ferdy Sambo Kepergok Menangis, Putri Candrawathi Akui Perbuatan Brigadir J, Bripka RR Ungkap Kejadian di Kamar

23 September 2022, 07:05 WIB
Kedekatan Putri Candrawathi dan Ajudan Spesial Dibongkar Susi, Kronologi Adegan Ranjang Brigadir J Terungkap? /UPDATE KASUS BRIGADIR J/Facebook Roslin Emika

MEDIA TULUNGAGUNG -Usai ditetapaknya 5 tersangka dalam kasus pembunuhan Birgadir J, kejanggalan motif pembunuhan tersebut mulai terurai.

Kini, Putri Candrawathi mengakui perbuatan terlarang yang dilakukan Brigadir J pada dirinya.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya telah heboh pengakuan Putri Candrawathi soal pelecehan yang dialminya oleh almarhum Brigadir J.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer, Jumat 23 September 2022: Mungkin Ada Sedikit Masalah dalam Keuangan Bisa Terselesaikan

Disaat bersamaan Sang supir pribadi, Kuat Maruf atau Om Kuat juga mulai memberi pengakuan soal skenario yang dilakukan oleh Ferdy Sambo.

Om Kuat adalah sopir pribadi dari Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo.

Saat peristiwa di Magelang dan Duren Tiga, disebut bahwa Kuat Ma'ruf berada di TKP.

Baca Juga: Blak-Blakan Usai Tangkap OTT Hakim Agung Korupsi 'Maling Uang Rakyat' , KPK Ungkap Rasa Sedih

Kini akhirnya Om Kuat atau Kuat Ma'ruf berkata jujur soal skenario Ferdy Sambo sang atasan.

Dilansir dari Uncle Wira, Ferdy Sambo sempat guncang bahkan sampai menangis saat Ferdy Sambo menangis setelah mendengar pengakuan istrinya dan juga harus memerintahkan eksekusi mati Brigadir J.

Di rumah Saguling itu, Ferdy Sambo penuh kemarahan. Ferdy Sambo kemudian mengeluarkan perintah pada Bripka RR.

Baca Juga: Kapan Jadwal Tayang Antares Season 2? Simak Sinopsis Lengkap dengan Jam Tayangnya

Ferdy Sambo dalam keadaan penuh emosi memerintahkan Bripka RR menembak mati Brigadir J.

Hal itu disampaikan Bripka RR melalui pengacaranya, Erman Umar.

Apa yang terjadi pada Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi itu dikisahkan pengacara Bripka Ricky Rizal (RR), Erman Umar.

Melalui Erman Umar, Bripka RR mengatakan pertemuan di Saguling, Jakarta Selatan sangat cepat. Dari pertemuan itu ada keputusan untuk membunuh Brigadir J.

Sebelum ada perintah tembak mati Brigadir J, Ferdy Sambo awalnya menanyakan soal peristiwa di Magelang pada Bripka RR.

Baca Juga: Cek Fakta: Orang Usai Shalat Dihajar Sekelompok Warga yang Diduga PKI, Benarkah?

“Kan di Saguling itu (Bripka RR) dipanggil. Dipanggil (Ferdy Sambo) dia tanya. ‘Ada kejadian apa, ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak?’” kata Erman mengulang percakapan Ferdy Sambo dan Bripka RR di Saguling pada 8 Juli 2022.

Kemudian Bripka RR menjawab, tidak mengetahui apa yang terjadi di Magelang antara Brigadir J dan istri sang jenderal.

Bripka RR kemudian melihat perangai Ferdy Sambo yang sangat marah, bahkan hingga menangis.

Baca Juga: Terancam Diberangus China, Taiwan Adopsi Strategi Keamanan Internet dalam Perang Rusia-Ukraina

Kepada Ferdy Sambo, Bripka RR menjawab apa yang dia lihat, yakni ketidaktahuan soal peristiwa yang dilaporkan Kuat Maruf maupun Putri Candrawathi. “Enggak tahu” kata Erman Umar menirukan jawaban dari Bripka RR pada Ferdy Sambo.

Ferdy Sambo marah, sambal mengatakan jika istrinya dilecehkan.

“Ini Ibu dilecehkan, pelecehan terhadap ibu,” ucap Erman mengulang perkataan Ferdy Sambo saat bertanya sambal marah pada Bripka RR.

Baca Juga: Cek Fakta: Hasil Sidak Najwa Shihab Mengejutkan, Temukan Sel Tahanan Ferdy Sambo Kosong, Benarkah?

“Dan itu sambil (Ferdy Sambo) nangis dan emosi,” kata Erman Umar.

“Saya enggak tahu Pak,” kata Erman mengulang perkataan Bripka RR.

Pertanyaan berani-tidak tembak Brigadir Yosua dilontarkan Ferdy Sambo di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel).

Hal itu diungkapkan pengacara Erman Umar atas kesaksian kliennya, Bripka RR. Peristiwa itu terjadi pada Jumat 8 Juli 2022.

Baca Juga: Nasib Ferdy Sambo di Ujung Tanduk Usai Banding Ditolak, Hukuman Mati FS di Depan Mata?

"Bapak FS bertanya 'berani tidak tembak Yosua?'. Kemudian saya jawab 'saya tidak berani, Pak. Karena saya tidak kuat mentalnya'," kata Erman

Lanjut Erman, sebelum ditanya soal kesanggupan menembak Brigadir J, Bripka RR ditanya soal insiden yang terjadi di rumah Sambo di Magelang. Bripka RR atau Ricky rizal mengaku tidak tahu soal peristiwa tersebut.

"FS menyampaikan kalau Ibu PC dilecehkan oleh Yosua. FS sambil menangis dan emosi," ucap dia.

Baca Juga: Link Resmi Nonton Kisah Rase Terbang Episode 27 hingga 28, Cek Langsung Informasinya di Sini!

Setelah itu Bripka Ricky diminta memanggil Bharada Richard Eliezer (RE atau E). Bripka RR pun turun ke lantai 1 menggunakan lift dan menyampaikan ke Bharada E untuk menghadap Irjen Sambo.

Ia menjelaskan, kelima tersangka lalu berpindah dari rumah di Jalan Saguling ke rumah dinas Duren Tiga.

Bripka RR mengatakan dia diminta Kuat Ma'ruf menghampiri Brigadir Yosua yang sedang berada di taman samping.

Baca Juga: Buntut Panjang Kasus Brigadir J, Jaringan Kuat Ferdy Sambo Di Polri Akhirnya Terkuak

Mereka bertiga lalu menemui Ferdy Sambo di ruang tengah rumah dinas. Sudah ada Ferdy Sambo dan Bharada E di ruang tengah tersebut.

"Kemudian Bripka Ricky hanya ingat mendengar Bapak FS mengucapkan 'jongkok!'. Tetapi Yosua tidak mau dan mundur sambil mengangkat kedua tangan di depan dada sambil berkata 'eh ada apa ini?'" tuturnya.

Bripka Ricky mengatakan Bharada E lalu menembak ke arah dada Brigadir J menggunakan senjata miliknya. Brigadir J pun jatuh telungkup dekat tangga, tepatnya di depan kamar mandi.

Baca Juga: Jangan Khawatir, Pekerja dengan Gaji Rp3,5 Juta Masih Bisa Mendapatkan BSU, Ini Kata Menaker Ida Fauziyah

Bripka Ricky sempat berjalan ke arah dapur karena mendengar Brigadir Romer memanggil lewat HT.

Namun saat itu dia tak menemukan siapa pun di ruang tengah sehingga kembali ke ruang tengah.

Erman mengatakan, Bripka RR melihat kondisi Ferdy Sambo terguncang hingga menangis.

Namun tentang penglihatannya pada Ferdy Sambo saat itu, Bripka RR tidak mengetahui alasannya.

Baca Juga: Jangan Lupa Antares Season 2 Tayang Besok, 23 September 2022! Berikut Sinopsis hingga Link Resminya!

“’Saya melihat bapak (Ferdy Sambo) memang guncang. Saya melihat bapak menangis,” kata Bripka RR.

“Enggak biasa (Ferdy Sambo) begitu kan. Tapi saya enggak tahu kejadian di sana, padahal saya ada di sana,” kata Erman menirukan ucapan Bripka RR.

Baca Juga: Peran Kakak Hingga Adik Asuh Ferdy Sambo Akhirnya Terungkap, Ferdy Sambo Bakal Lolos Jeratan Hukum?

Peristiwa Berdarah di Duren Tiga Mulai Terungkap

Polisi akhirnya menyampaikan hasil uji kebohongan, terhadap lima tersangka.

Dari lima orang tersangka yang menjalani pemeriksaan, 3 diantaranya memberikan keterangan secara jujur, namun dua lainnya masih tidak diungkap oleh Polisi.

Tiga orang yang disebut berkata jujur adalah Tersangka Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal atau Bripka RR, dan Kuat Maruf.

Baca Juga: Cek Fakta: Sel Tahanan Ferdy Sambo Kosong Saat Dikunjungi Najwa Shihab, Benarkah? Simak Faktanya Berikut!

Dikutip dari Voxtimor, Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Brigjen Andi Rian Djajadi menyebutkan Hasil pemeriksaan ketiganya tak menunjukkan indikasi penipuan atau no deception indicated.

“Barusan saya dapat hasil sementara uji poligraf terhadap RE, RR, dan KM. Hasilnya no deception indicated alias jujur,” kata kepada wartawan.

Sehari setelahnya, giliran tersangka Putri Candrawathi dan saksi bernama Susi yang menjalani pemeriksaan menggunakan alat pendeteksi kebohongan.

Namun, hasil pemeriksaannya tidak dibuka untuk publik dengan alasan demi keadilan atau pro justitia.

Baca Juga: Peran Kakak Hingga Adik Asuh Ferdy Sambo Akhirnya Terungkap, Ferdy Sambo Bakal Lolos Jeratan Hukum?

Bripka RR Bongkar Adegan Putri Candrawathi di Kamar

Kepada Ricky, Kuat Ma'ruf menceritakan dirinya melihat Brigadir J di tangga dan langsung lari ketika dia ditegur.

Kuat Ma'ruf lantas memerintahkan Susi untuk memeriksa kondisi Putri Candrawathi.

Berdasarkan keterangan Ricky, Om Kuat dan Susi mendapati Putri Candrawathi sudah dalam kondisi tergeletak di kamar mandi lantai 2.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, Jumat 23 September 2022 untuk Gemini , Lakukan Investasi Terbaikmu Sekarang!

Bripka RR akhirnya melihat Yosua kembali hendak ke kamar Putri Candrawathi di lantai 2 untuk menjelaskan permasalahannya. Namun dia dilarang Kuat.

"Lalu Yosua datang kembali hendak naik dan mau menjelaskan ke Kuat tetapi Yosua menangis dan dihalangi Kuat menggunakan pisau," ujar Erman.

Setelah itu, Bripka Ricky juga melihat kondisi Putri atas permintaan Kuat.

Baca Juga: Kuat Ma'Ruf Dibawa ke Rumah Sakit, Tak Sadarkan Diri Usai Dihajar oleh Ferdy Sambo, Benarkah? Berikut Faktanya

Saat itu Bripka RR melihat Putri Candrawathi sudah berbaring di tempat tidur di dalam kamar lantai 2.

Ricky pun bertanya ke Putri Candrawathi mengenai peristiwa yang terjadi.

Namun Putri Candrawathi tidak menjawab pertanyaan tersebut dan menanyakan posisi Yosua di mana.

Sebelum memanggil Yosua, Ricky berinisiatif untuk mengamankan senjata bersama Bharada E yang berada di kamar ADC lantai 1.

Baca Juga: Gempar! Sosok Wanita ini Bongkar Borok Putri Candrawathi dan Kuat Maruf, Singgung Ikuti Skenario Ferdy Sambo

Senjata berupa senjata panjang dan senjata pendek itu langsung diamankan ke kamar anak Sambo di lantai 2.

"Bripka Ricky takut apabila tidak diamankan akan digunakan Yosua karena sempat dihalangi Kuat menggunakan pisau," ujar Erman menuturkan pengakuan Ricky.

Barulah kemudian Ricky turun dan mencari Yosua yang kemudian ditemukan sedang berada di depan rumah.

Ricky juga sempat bertanya ke Yosua tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Namun Yosua mengaku tidak tahu alasan Kuat tiba-tiba marah kepadanya.

Baca Juga: Aksi Brigadir J Buat Ferdy Sambo Menangis di Magelang Terungkap, Susi Ungkap Jilatan Maut ke Putri Candrawathi

Setelah itu, Ricky membujuk Yosua untuk bertemu dengan Putri Candrawathi karena diminta langsung.

Selang beberapa lama, Brigadir J akhirnya mau untuk bertemu Putri Candrawathi di kamar lantai 2.

"Sampai di kamar 2, Yosua duduk di bawah lantai dan Putri tiduran di kasur. Bripka Ricky menunggu di luar kamar. Pembicaraan antara Yosua dan Putri Candrawathi tidak terdengar oleh Bripka Ricky," imbuh Erman.

Baca Juga: Dugaan Ferdy Sambo Menikah dengan Si Cantik Terbongkar, Jadi Motif Putri Candrawathi Dekat dengan Pria Lain?

Pertemuan Yosua dan Putri Candrawathi itu berlangsung selama kurang lebih 15 menit.

Setelah Yosua keluar dari kamar, Ricky sempat menanyakan kembali mengenai peristiwa yang terjadi. Namun Yosua lagi-lagi tak memberikan penjelasan.

Seusai kejadian itu, Yosua kemudian tidur satu kamar bersama Bharada E. Sedangkan Ricky dan Kuat tidur di ruang tengah memakai kasur lipat.

Baca Juga: Kronologi Video Jenazah Tak Ada yang Mau Antar ke Pemakaman Viral di TikTok, Alasanya Bikin Ngeri

Brigadir J Memegang Paha, Kemaluan dan Payudara Putri Candrawathi

Kini beredar isi SP3 laporan Putri Candrawathi soal pelecehan seksual yang dialaminya.

Dalam SP3 laporan Putri Candrawathi juga mengungkapkan detail adegan kamar istri Ferdy Sambo itu dengan Brigadir J.

Putri Candrawathi mengaku payudara, paha hingga kemaluannya diraba Brigadir J.

Bahkan, Putri Candrawathi dalam SP3 tersebut mengaku bahwa dirinya diancam Brigadir J.

Baca Juga: Sosok ini Bongkar Percakapan Putri Candrawathi dengan Brigadir J di Magelang, Ternyata Isinya Bikin Ngilu

Brigadir J disebut meraba bagian intim Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo.

SP3 laporan istri Ferdy Sambo itu dibongkar oleh Johnson Panjaitan.

Johnson Panjaitan kembali membongkar SP3 laporan istri Ferdy Sambo, hingga terjadi pembunuhan Brigadir J di rumah dinasnya Duren Tiga.

Dalam kejadian di Magelang terdapat lima orang yang terlibat diantaranya Brigadir J, Putri Candrawathi, Kuat Maruf, Bharada E dan Susi.

Baca Juga: Bharada E Blak-blakan Soal 3 Video Putri Candrawathi dengan Kuat Maruf, Skandal di Magelang Terbongkar?

Komnas HAM secara terbuka menyebut mendiang Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J sempat menggendong Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah.

Sebelumnya, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi, secara resmi menghentikan laporan dugaan pelecehan seksual Putri Candrawathi di Duren Tiga.

Laporan tersebut dihentikan setelah Polri melakukan gelar perkara dan tidak menemukan bukti.***

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Portal Nganjuk

Tags

Terkini

Terpopuler