Natalius Pigai Menyebut Jika Presiden Jokowi Berhasil, Tak Mungkin Ada Kematian Sebanyak 12.000 Jiwa

22 Agustus 2021, 08:24 WIB
Natalius Pigai menyebut presiden jokowi telah gagal dalam penanganan covid19 /Kolase Antara/Syaiful Hakim dan Twitter @NataliusPigai2

MEDIA TULUNGAGUNG – Banyaknya yang menyebut Presiden Jokowi gagal dalam memimpin Indonesi, terutama dalam hal penanganan covid19.

Membuat, Presiden Republik Indonesia ke 5, Megawati Soekarnoputri merasa sedih.

Megawati pun meminta kepada setiap pihak yang mengatakan Presiden Jokowi gagal, untuk menjelaskan dimana letak kegagalannya.

Menanggapi hal itu, aktivis hak asasi manusia (HAM). c mengatakan, jika Presiden Jokowi berhasil, tak mungkin ada korban jiwa mencapai 120.000 yang mati.

Kematian yang sebanyak itu, menurut Natalius Pigai adalah sebuah bentuk kegagalan pemerintah dalam menangani pandemi covid19.

Baca Juga: Menurut Moeldoko Presiden Jokowi Sangat Terbuka Terhadap Kritik, Namun Harus Menjunjung Tinggi Tata Krama

Natalius Pigai mengatakan bahwa Presiden Jokowi punya kewajiban dan tanggung jawab mutlak untuk selamatkan rakyat. Sebagaimana dilansir dari Pikiran-Rakyat.com pada artikel yang berjudul “Megawati Sedih Jokowi Disebut Gagal, Natalius Pigai: Jika Presiden Kerja Benar, Tak Mungkin 120.000 Orang Mati”.

Oleh karena itu, menurut Natalius Pigai, jumlah korban jiwa akibat Covid-19 tak akan sebanyak saat ini, jika kerja Presiden Jokowi benar.

"Tiap kepala negara punya kewajiban dan tanggung jawab mutlak untuk selamatkan rakyat. Jika presiden kerja benar maka tidak mungkin 120.000 orang mati," kata Natalius Pigai, yang dikutip dari cuitan Twitter @NataliusPigai2, Minggu, 22 Agustus 2021.

Natalius Pigai lantas menyoroti pernyataan Megawati Soekarnoputri yang menyebut, pandemi Covid-19 tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga negara lain, dan negara lain pun alami jumlah kematian yang tinggi.

"Ibu Mega, 'negara lain juga kematian tinggi'. Iya benar, tapi itu urusan mereka. Dunia ini bukan satu negara, tiap negara berdaulat," kata Natalius Pigai.

Natalius Pigai pun menjelaskan bahwa Konsitusi HAM Dunia amanatkan negara bertanggung jawab atas HAM warga.

"Jika kepala negara memahami esensi bernegara, maka seberapa efektifkah upayanya melindungi warga," kata Natalius Pigai.

Baca Juga: Banpres BPUM Rp1,2 Juta Bulan ini Cair ke 1 Juta Orang, Begini Cara Cek Online BLT UKMM Melalui Situs Resmi

Terakhir, Natalius Pigai mengatakan bahwa pandemi Covid-19 tidak bisa dihindari, tapi kematian banyak warga adalah kelalaian negara.

"Pandemi tidak bisa dihindari, tapi 120.000 yang mati adalah kelalaian menyebabkan kematian dan pelanggaran HAM by Omission," ujar Natalius Pigai.

Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa dirinya sangat sedih ketika banyak orang menjelek-jelekkan Jokowi dan menyebut pemerintah gagal.

"Saya sangat sedih kalau banyak orang yang sepertinya menjelekkan Pak Jokowi. Pak Jokowi gagal. Pemerintah kita gagal," kata Megawati Soekarnoputri, Rabu, 18 Agustus 2021.

"Saya hanya ingin orang itu sebenarnya datang baik-baik bertemu Pak Jokowi, dan mengatakan kegagalannya di mana, dan konsep dari orang itu supaya tidak gagal seperti apa," tutur Megawati Soekarnoputri.

Lebih lanjut, Megawati Soekarnoputri mengaku sering menangis ketika melihat Jokowi semakin kurus akibat terlalu memikirkan kondisi rakyat.

Baca Juga: Pendaki Asal Kebumen yang Mendaki di Gunung Sindoro Pura-pura Pingsan dan Meminta Dievakuasi Demi Konten

Dirinya pun semakin miris, ketika melihat banyak orang yang menyebut Jokowi sebagai kodok.

"Coba lihat Pak Jokowi. Saya suka nangis loh, beliau itu sampai kurus. Kurus kenapa? Mikir kita, mikir rakyat," ucapnya.

"Masa masih ada yang mengatakan Jokowi kodok lah. Orang itu benar-benar tidak punya moral. Pengecut, saya bilang," ujar Megawati Soekarnoputri.***(Rika Fitrisa/Pikiran-Rakyat.com).

 

Editor: Muhammad Irfan Masruri

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler