MEDIA TULUNGAGUNG - Hingga kini banyak beredar anggapan bahwa Air Susu Ibu tidaklah mengenyangkan bagi bayninya.
Hal tersebut beredar disebagaian besar yang menganggap bahwa pemberian ASI secara Eklusiftak cukup membuat kenyanga bayi.
Benarkah hal demikian, apakah ini mitos atau fakta? simak penjelasan dari pakar berikut ini.
dr. Utami Roesli, SpA.,MBA, FABM., dokter spesialis anak lulusan Universitas Padjadjaran menjelaskan ada banyak mitos-mitos menyesatkan yang dipercaya oleh para orang tua khususnya nenek dan kakek.
Baca Juga: Amerika Serikat Beri Bantuan Ratusan Dolar Untuk Keamanan Ukraina Hadapai Operai Militer Rusia
Menurut dr. Utami, edukasi atau pemberian informasi kepada para nenek sangat berperan penting sebagai bentuk dukungan agar bayi bisa mendapat ASI eksklusif.
Mitos yang paling sering beredar di masyarakat adalah ASI saja tidak cukup sehingga harus ditambah dengan makanan seperti pisang dan sysu formula pada usia 6 bulan pertama.
"Faktanya produksi ASI sesuai dengan pengeluaran ASI, demand and supply. Jadi semakin dikeluarkan, semakin diproduksi. Meningkatkan produksi ASI juga dengan menyusui dan memerah ASI bukan dengan minum susu ibu menyusui," ujar dr. Utami dalam webinar pada Sabtu.
Baca Juga: Pakar Ungkap Masalah Dibalik Tenggelamnya Kapal Moskva, Sebut Sebagai Rahasia Negara
Mitos tersebut juga diperkuat dengan anggapan bahwa ketika bayi menangis setelah menyusu, berarti masih lapar dan gizinya kurang sehingga perlu ditambah dengan makanan lain.