MEDIA TULUNGAGUNG - Tidur hanya setengah malam membajak kemampuan otak untuk melupakan ingatan yang berhubungan dengan rasa takut.
Hal ini menempatkan orang pada risiko yang lebih besar dari kondisi seperti kecemasan atau gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Biological Psychiatry: Cognitive Neuroscience and Neuroimaging, memberikan wawasan baru tentang bagaimana kurang tidur mempengaruhi fungsi otak untuk mengganggu kepunahan rasa takut.
Untuk temuan tersebut, tim peneliti mempelajari 150 orang dewasa sehat di laboratorium tidur.
Sepertiga dari peserta mendapatkan tidur normal, sepertiga dibatasi tidur.
Sehingga mereka hanya tidur pada paruh pertama malam, dan sepertiga kurang tidur, sehingga mereka tidak tidur sama sekali.
Di pagi hari, semua subjek menjalani pengkondisian ketakutan.
"Tim kami menggunakan model eksperimental tiga fase untuk memperoleh dan mengatasi ingatan yang menakutkan sementara otak mereka dipindai menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional," kata penulis studi Anne Germain dari University of Pittsburgh di AS.