EEG berdensitas tinggi, yang mengukur aktivitas listrik di otak menggunakan 256 sensor kecil yang dijahit dalam jaring dan ditempatkan di atas kepala, direkam selama lima detik untuk setiap perintah.
Konektivitas wilayah otak yang berbeda meningkat ketika peserta menulis dengan tangan, tetapi tidak ketika mereka mengetik, hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Psychology menunjukkan.
Baca Juga: Ga Sembarangan! Ternyata Ini Beberapa Jenis Yoga dan Manfaatnya
Karena gerakan jari yang dilakukan saat membentuk huruflah yang meningkatkan konektivitas otak, menulis dalam bentuk cetak juga diharapkan memiliki manfaat pembelajaran yang serupa dengan menulis kursif.
Sebaliknya, gerakan sederhana menekan tombol dengan jari yang sama berulang kali justru kurang merangsang otak.
Hal ini juga menjelaskan mengapa anak-anak yang telah belajar menulis dan membaca di tablet, dapat mengalami kesulitan membedakan huruf-huruf yang merupakan bayangan cermin satu sama lain.
Seperti 'b' dan 'd.' Mereka benar-benar belum merasakan dengan tubuh mereka bagaimana rasanya menghasilkan surat-surat itu,” kata van der Meer. ***