Apa Itu Potasium Iodida, Obat Anti Radiasi Nuklir yang Diborong Warga AS Hingga Langka

15 Maret 2022, 18:58 WIB
Apa Itu Potasium Iodida, Obat Anti Radiasi Nuklir yang Diborong Warga AS Hingga Langka /Pixabay/

MEDIA TULUNGAGUNG – Warga AS beramai-ramai membeli obat anti radiasi nuklir berbahan dasar potasium iodida atau KI (kalium iodida) hingga langka.

Ditengah kekhawatiran akan meningkatnya konflik di Eropa menjadi perang nuklir, warga AS ramai-ramai memborong tablet potasium iodida yang disebut mampu melawan efek keracunan radiasi nuklir.

Obat jenis ini dipercaya mampu mengurangi dampak radiasi nuklir jika kedepannya terjadi perang nuklir.

Melansir dari Sputnik News, sebuah laporan menyebutkan bahwa produsen obat berbahan potasium iodida di AS telah mengonfirmasi persediaan mereka yang habis akibat panic buying yang terjadi di masyarakat.

Baca Juga: Warga AS Borong Obat Anti Radiasi Nuklir Ditengah Kekhawatiran Perang Nuklir

Lantas apa itu potasium iodida atau kalium iodida yang disebut mampu menangkal efek buruk radiasi nuklir ini?

Melansir dari laman CDC, potassium iodide atau KI (kalium iodida) merupakan garam yodium stabil yang dapat membantu memblokir yodium radioaktif agar tidak diserap oleh kelenjar tiroid, sehingga melindungi kelenjar ini cari cedera radiasi.

Kelenjar tiroid adalah bagian tubuh yang paling sensitif terhadap yodium radioaktif.

Orang harus mengambil KI (kalium iodida) hanya atas saran dari petugas kesehatan masyarakat atau manajemen darurat. Ada risiko kesehatan yang terkait dengan penggunaan KI.

Baca Juga: Kerap Nongol di FYP Tiktok, ini Porfil Biodata Catherine Alicia Lengkap Umur, Pendidikan Hingga Akun Instagram

KI (kalium iodida) tidak mencegah yodium radioaktif memasuki tubuh dan tidak dapat membalikkan efek kesehatan yang disebabkan oleh yodium radioaktif setelah tiroid rusak.

KI (potassium iodide) hanya melindungi tiroid, bukan bagian tubuh lainnya, dari yodium radioaktif.

KI (kalium iodida) tidak dapat melindungi tubuh dari unsur radioaktif selain yodium radioaktif jika yodium radioaktif tidak ada, mengonsumsi KI justru dapat membahayakan tubuh.

Garam makan atau garam meja yang kaya akan yodium menurut CDC belum cukup untuk menghalangi yodium radioaktif yang masuk ke dalam kelenjar tiroid.

Baca Juga: Uni Eropa Tak Ingin Berperang Dengan Rusia, Ungkap Terjadinya Perang Nuklir dan Pecahnya Perang Dunia

Hal ini menunjukkan bahwa garam makan tidak bisa digunakan untuk menggantikan kalium iodida.

KI (potassium iodide) menghalangi yodium radioaktif memasuki tiroid.

Ketika seseorang mengambil KI, yodium stabil dalam obat akan diserap oleh tiroid.

Karena KI mengandung begitu banyak yodium stabil, kelenjar tiroid menjadi "penuh" dan tidak dapat menyerap yodium lagi baik stabil atau radioaktif selama 24 jam berikutnya.

Baca Juga: Elon Musk Tantang Vladimir Putin Bertarung Memperebutkan Ukraina

KI (potassium iodide) mungkin tidak memberikan perlindungan 100% kepada seseorang terhadap yodium radioaktif. Perlindungan akan meningkat tergantung pada tiga faktor.

Tiga faktor tersebut adalah waktu pasca kontaminasi, penyerapan dan juga dosis yodium radioaktif yang mengontaminasi tubuh.

Kelenjar tiroid janin dan bayi paling berisiko cedera akibat yodium radioaktif. Anak-anak kecil dan orang-orang dengan jumlah yodium rendah di tiroid mereka juga berisiko mengalami cedera tiroid.

Kemelut yang terjadi di Ukraina yang diakibatkan invasi militer Rusia mengakibatkan kekhawatiran akan terjadinya perang nuklir kedepannya.

Kekhawatiran ini dilaporkan terjadi di Eropa dan AS sehingga warga beramai-ramai memborong obat berbahan dasar KI yang disebut mampu mengurangi efek buruk radiasi nuklir.***

Editor: Yoga Adi Surya

Sumber: CDC Sputnik News

Tags

Terkini

Terpopuler