Waspada! Wabah Leptospirosis di Wilayah Tulungagung, Sebabkan Tiga Orang Meninggal Dunia

11 Januari 2023, 18:51 WIB
Antisipasi 'Leptospirosis' Dinkes Tulungagung Ambil Sampel Ginjal Tikus Liar. /dinkes.kalbarprov.go.id/

MEDIA TULUNGAGUNG – Akhir-akhir ini, warga Tulungagung, Jawa Timur digegerkan oleh wabah yang disebut Leptospirosis.

Wabah ini, menjangkit di sejumlah wilayah yang ada di Kabupaten Tulungagung.

Kasi Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Didik Eka mengungkapkan bahwa, wabah Leptospirosis ini, menjangkit di sejumlah wilayah di Kabupaten Tulungagung selama dua bulan terakhir.

Baca Juga: Mengenal Wabah Leptospirosis Beserta Gejalanya, yang Menjangkit Sejumlah Wilayah di Tulungagung

Akibat wabah tersebut, sedikitnya ada tiga orang meninggal dunia dan tiga lainnya sembuh.

Adapun warga yang sembuh dari penyakit Leptospirosis akan diawasi dengan ketat.

Kasus ini, sedang ditangani oleh jajaran Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung dengan melakukan penanganan bagi warga yang terpapar serta melakukan pelacakan epidemiologi wabah menular di lingkungan sekitar penderita.

“Sejak akhir 2022 (November hingga Desember 2022) hingga awal Januari ini sudah ada tiga warga meninggal akibat Leptospirosis,” ungkap Didik, yang dilansir MEDIA TULUNGAGUNG dari laman Antara, pada 11 Januari 2023.

Lebih lanjut, sebaran wabah tersebut sudah teridentifikasi di Desa Pandansari, Kecamatan Ngunut yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia.

Baca Juga: Mengejutkan! Presiden Jokowi Akui Terjadi 12 Pelanggaran HAM Berat di Indonesia, Apa Saja?

Kemudian di Desa Punjul, Kecamatan Karangrejo yang juga menyebabkan satu orang meninggal dunia.

Dan yang paling banyak terjangkit adalah di Desa Dono, Kecamatan Sendang yang mengakibatkan tiga orang terjangki, satu diantaranya meninggal dunia.

Kini, kasus serupa kembali ditemukan pada dalah satu warga Desa Suruhan Lor, Kecamatan Bandung.

Didik menjelaskan bahwa mereka yang meninggal dunia, kondisinya sudah memburuk, dan mereka semua memiliki riwayat ginjal. Sehingga rentan mengamali kefatalan saat terjangkit wabah Leptospirosis ini.

Baca Juga: Balita Tertembak Senapan Angin, Bupati Trenggalek Galang Bantuan Pembiayaan melalui Baznas

Adapun penyakit atau wabah Leptospirosis merupakan penyakit yang ditularkan oleh binatang ternak berkaki empat dan berasal dari kencing Tikus.

bakteri Leptospirosis ini sudah berada dalam tubuh binatang, terutama dalam saluran kencing.

Bakteri ini keluar saat binatang ternak maupun Tikus sedang membuang urine, dan masuk ke manusia melalui luka yang terbuka atau melalui makanan.

“Masuknya lewat luka terbuka atau melalui makanan,” kata Didik.

Lebih lanjut, gejala penyakit Leptospirosis ini diawali dengan demam tinggi, badan menggigil seolah-olah sedang kedinginan, merasa lesu dan perut terasa mual.

Selain itu, warga yang terjangkit wabah Leptospirosis juga mengalami munta, radang mata seperti iritasi, dan merasakan nyeri pada otot betis.

Baca Juga: Persik Kediri Datangkan Pemain Muda Berbakat asal Portugal Flavio Silva, Gantikan Posisi Joanderson

Adapun gejala tersebut akan terasa pada empat (4) sampai 10 hari setelah tertular penyakit Leptospirosis ini.

“Jika mengalami gejala itu, segera lapor ke petugas kesehatan terdekat,” katanya.

Lebih lanjut, Didik mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakuka pelacakan di lingkungan sekitar orang yang didapati terkena wabah Leptospirosis tersebut.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan penelusuran dan pemeriksaan pada binatang sekitarnya, seperti binatang ternak dan Tikus, dengan cara pemeriksaan bagian ginjal.

“Seperti yang kita lakukan di Pandansari, kita cari Tikus untuk diperiksa ginjalnya,” tandasnya.***

Editor: Zaris Nur Imami

Tags

Terkini

Terpopuler