Network
MEDIA TULUNGAGUNG - Iran tidak akan mengizinkan kelompok Negara Islam (ISIS) untuk membangun kehadiran di perbatasan negara itu dengan Afghanistan, Presiden Ebrahim Raisi memperingatkan pada hari Sabtu
"Kami tidak akan mengizinkan organisasi teroris dan ISIS didirikan di dekat perbatasan kami dan menyerang negara lain dan kawasan itu," kata Raisi saat mengakhiri kunjungan ke Tajikistan seperti dilansir MEDIA TULUNGAGUNG dari I24News.
"Kehadiran ISIS di Afghanistan berbahaya tidak hanya bagi Afghanistan tetapi juga kawasan itu," katanya kepada televisi pemerintah.
Baca Juga: Taliban Belum Membuka Sekolah Menengah Untuk Perempuan di Afghanistan
Taliban mengambil ibu kota Afghanistan pada 15 Agustus, memanfaatkan kekosongan yang disebabkan oleh penarikan pasukan AS dari negara itu dan keruntuhan cepat militer Afghanistan berikutnya.
Iran, yang berbagi perbatasan 560 mil dengan Afghanistan, tidak mengakui Taliban selama masa kekuasaan mereka tahun 1996 hingga 2001.
Namun Republik Islam tampaknya melunakkan sikap kerasnya terhadap milisi Sunni belakangan ini atas nama pragmatisme, menekankan bahwa Taliban harus menjadi "bagian dari solusi masa depan" di Afghanistan.
Baca Juga: Ternyata Daun Salam Ampuh Obati Penyakit Berbahaya, dari Diabetes Hingga Epilepsi
Penguasa baru Afghanistan telah membentuk pemerintahan yang seluruhnya terdiri dari Taliban dan hampir seluruhnya dimiliki oleh kelompok etnis Pashtun.
"Pemerintah yang hanya dimiliki oleh satu etnis atau kelompok politik tidak dapat menyelesaikan masalah Afghanistan," kata Raisi pada hari Sabtu, menyerukan pemerintah dengan perwakilan untuk semua warga Afghanistan.***
