Turki Merasa Prihatin, Konflik di Suriah yang Tak Kunjung Selesai Telah Menewaskan Banyak Korban Tak Berdosa

- 9 September 2021, 10:15 WIB
Ilustrasi/ Suriah
Ilustrasi/ Suriah /Reuters/Amir Cohen/

MEDIA TULUNGAGUNG - Turki menyatakan "keprihatinan" pada hari Rabu 8 September 2021, atas laporan terbaru dari pasukan rezim Assad yang meningkatkan serangan di lingkungan Daraa al-Balad di barat daya Suriah.

"Kami memantau dengan cermat perkembangan di Daraa dengan prihatin," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tanju Bilgi dalam sebuah pernyataan tertulis.

Mengutip serangan intens rezim Assad yang menargetkan warga sipil di sana, Bilgiç mengatakan "tidak dapat diterima" bahwa lingkungan Daraa al-Balad dan sekitarnya dikepung dan warga sipil terpaksa melarikan diri.

Dia juga menolak klaim bahwa Turki telah menyetujui dan akan menerima warga sipil yang datang dari Suriah selama upaya mediasi antara rezim Assad dan kelompok oposisi.

Turki mengharapkan perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 6 September menjadi "permanen" kali ini dan perlakuan tidak manusiawi terhadap rakyat Daraa akan berakhir, tambah Bilgi.

Baca Juga: Protes Besar-besaran Dilakukan Warga Afghanistan, Meneriakan Kabinet Tanpa Wanita Gagal

Pasukan rezim Suriah memasuki Daraa al-Balad, tempat kelahiran pemberontakan melawan kekuasaan Assad, untuk pertama kalinya sejak kehilangan kendali atas daerah itu satu dekade lalu, penduduk, tentara dan mantan pemberontak mengatakan Rabu.

Unit tentara mendirikan setidaknya sembilan pos pemeriksaan di seluruh kota di bawah kesepakatan yang ditengahi Rusia antara tentara dan oposisi yang akhirnya disepakati minggu ini.

Yang sebelumnya goyah karena ketidaksepakatan mengenai tingkat kontrol tentara di daerah itu dan melucuti senjata oposisi.

Rezim tersebut mengatakan otoritas negara akhirnya dibentuk untuk memulihkan ketertiban dan keamanan di daerah di mana protes damai pertama terhadap pemerintahan keluarga Assad pecah pada 2011 sebelum pasukan keamanan menindak dan kerusuhan berkembang menjadi perang saudara.

Halaman:

Editor: Muhammad Irfan Masruri

Sumber: Daily Sabah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini