Media Asing Soroti Layanan Pembayaran Online SPaylater yang Merupakan Penangguhan Pembayaran Sistem Kredit

- 1 Juli 2022, 09:01 WIB
Pengguna Shopee terpilih saja yang dapat mengaktifkan SPaylater
Pengguna Shopee terpilih saja yang dapat mengaktifkan SPaylater /Pixabay/attapontom

Media Tulungagung - Media asing AlJazeera menyoroti layanan pembayaran online SPaylater yang merupakan penangguhan pembayaran dengan sistem kredit salah satu aplikasi belanja online, Shoope.

Seperti diketahui seorang gadis di Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah bernama Nadhea Putri mengaku terlilit hutang karena menggunakan sistem pembayaran tersebut, Buy Now Pay Later (BNPL).

Keadaan tersebut bermula saat Putri membeli sebuah handphone yang harganya lima kali lipat dari gajinya bulanan sebagai content creator.

Baca Juga: Layanan 'Pay Later' Belanja Online di Indonesia Buat Gadis Kalimantan Ini Dihantui Hutang

Pemohon kartu kredit di Indonesia biasanya diminta untuk memberikan bukti penghasilan bulanan bersama dengan skor kredit yang sehat, tidak termasuk banyak orang berpenghasilan rendah seperti Putri yang disela-sela belajar hanya menghasilkan Rp1,3 - 4,2 juta sebulan.

Shopee yang berkantor pusat di Singapura, tempat Putri berbelanja secara rutin adalah salah satu platform e-commerce yang paling banyak dikunjungi di Indonesia.

Platform ini menempati posisi kedua setelah Tokopedia tahun lalu, mencatat 126 juta kunjungan bulanan pada kuartal ketiga tahun 2021.

Baca Juga: Harga Bensin Naik Drastis di AS, Joe Biden Salahkan Rusia

Layanan BNPL dalam aplikasi Shopee, SPaylater adalah salah satu yang paling populer dari banyak opsi BNPL di Indonesia, peringkat sebagai topik permintaan terkait pembayaran yang paling banyak dicari di Google antara 2018-2021, menurut Laporan Ekosistem Pay Later Indonesia DSInnovate 2021.

Layanan ini menawarkan tingkat bunga tetap 2,95 persen dengan jangka waktu pinjaman satu, dua, tiga dan enam bulan.

Meskipun tidak ada data yang tersedia untuk umum tentang susunan sosial ekonomi pengguna SPaylater.

Baca Juga: India Ribut, Tangguhkan Layanan Internet dan Kereta Api Setelah Protes Reformasi Militer Meningkat

 

Namun dengan kondisi tersebut, pihak Shopee menolak memberikan komentar. Namun seorang ibu rumah tangga, Maisaroh yang juga mengalami hal sama memberikan komentarnya.

“Saya melihat iklan promosi SPaylater itu hampir setiap hari di televisi,” ujar Maisaroh, seperti dilansir Media Tulungagung dari Al Jazeera, Jumat, 1 Juli 2022.

“Anak saya yang berusia 16 bulan sangat menyukainya sehingga dia meniru tarian itu setiap iklan itu muncul,” imbuhnya.

Baca Juga: Media Asing Soroti Jokowi yang Akan Berkunjung ke Ukraina, Sebut Popularitas Presiden Makin Turun

Seperti Putri, Maisaroh yang tinggal di Subang, Jawa Barat mengaku juga terlilit utang BNPL.

“Saya sangat sering menggunakan aplikasi Shopee,” kata Maisaroh.

“Kami tinggal jauh dari kota, jadi belanja online memudahkan saya. Saya bahkan tidak perlu pergi ke luar untuk berbelanja produk akan dikirim ke depan pintu saya," kata Maisaroh.

Berharap mendapat uang tambahan, Maisaroh kemudian mulai menggunakan BNPL untuk membeli barang untuk dijual kembali ke tetangganya.

Baca Juga: Media Asing Soroti Sikap Mahathir Mohamad yang Meminta Kepulauan Riau dan Singapura Dikembalikan ke Malaysia

“Awalnya semuanya berjalan baik dan saya bahkan bisa mendapatkan sedikit keuntungan,” katanya.

“Kemudian, seorang anggota keluarga jatuh sakit dan uang yang seharusnya untuk membayar hutang bulanan kami harus digunakan untuk membayar perawatan medis," tambahnya.

Ketika gaji bulanan suami Maisaroh sekitar Rp2,8 juta terbukti tidak cukup untuk menjaga keluarga tetap bertahan dan memenuhi pembayaran Pay Later, BNPL.

Baca Juga: Media Asing AlJazeera Soroti RUU KUHP yang Kontroversial dan Picu Keributan Masyarakat

Maisaroh membeli lebih banyak barang untuk dijual kembali dengan harapan menghasilkan cukup uang untuk membayar kembali hutang mereka, hanya untuk memperburuk masalah.***

Editor: Azizurrochim

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x