“Yang udah terdata ini udah 110 orang, ini rumah sakit umum daerah Kanjuruhan, ini kok yang wafat segitu, aku gak bisa ngomong gemeteran, ini mayat-mayat bergeletakan,” kata seorang saksi yang menyaksikan kengerian kerusuhan suporter dan polisi.
Sebelumnya, banyak yang menyesalkan penggunaan gas air mata di dalam stadion yang menyebabkan kepanikan para penonton.
“Lebih dari 60 orang tewas karena kerusuhan yang terjadi setelah pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang, dan tindakan aparat kepolisian memperparah situasi dengan menembakkan gas air mata yang dilarang oleh peraturan FIFA,” kata pemilik akun @wxxxx.
Di sisi lain, tak sedikit klub sepakbola dunia menyampaikat duka cita atas tragedi Kanjuruhan.
Pernyataan 'Sepak bola tidak sebanding dengan nyawa' bertengger di berbagai media sosial.
Tidak hanya itu, tagar PrayForKanjuruhan juga masih bergema di jagat Twitter.
Para netizen juga membagikan berbagai kisah pilu dan bikin nyesek pembaca tentang korban tragedi Kanjuruhan.
Salah satunya, kisah yang diceritakan oleh netizen @fushigurdo dikutip dari Teras Gorontalo.