Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, berbunyi :
PERTAMA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH INDONESIA.
Baca Juga: Korban Meninggal Tragedi Kanjuruhan Bertambah Jadi 135 Orang, RSUD Saiful Anwar Ungkap Kronologinya
KEDOEA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA.
KETIGA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA.
Baca Juga: Covid XBB Merambah Masuk ke Asia, Apakah Indonesia Aman? Begini Penjelasanya
Sebagai pemuda Indonesia di zaman sekarang penting untuk kita memaknai tiap – tiap perjuangan para pahlawan terdahulu. Semangat dan ambisinya dapat dijadikan teladan untuk kita agar senantiasa berusaha dan berkorban demi tercapainya sesuatu atau cita – cita.
Oleh karena itu, kita harus merefleksikan makna sejarah tercetusnya Sumpah Pemuda ini ke dalam implementasi perilaku dan kehidupan sehari – hari.***