Informasi Amplop Cokelat Ferdy Sambo Disebut Tersebar hingga Istana Negara, Kamaruddin: Pikirannya Jahat!

- 16 September 2022, 20:35 WIB
Kamaruddin Simanjuntak ungkap informasi seputar amplop cokelat Sambo.
Kamaruddin Simanjuntak ungkap informasi seputar amplop cokelat Sambo. /Tangkap layar YouTube Uya Kuya TV/

Baca Juga: Ternyata Putri Candrawathi Lebih Berbahaya dari Ferdy Sambo, Johnson Bongkar Jaringan Mereka yang Menekan

Selain melobi DPR, Kamaruddin mengatakan bahwa dalam kepanikan itu, Sambo bernegosiasi bersama oknum pejabat di tubuh MPR dan para Kapolda.

Ferdy Sambo, lanjut dia, juga turut melobi aktivis-aktivis yang bergerak di bidang hak asasi manusia terutama Komnas Perempuan, Komnas HAM, LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), termasuk Kompolnas.

Untuk menguatkan skenario tembak-menembak, kata Kamaruddin, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi kongkalikong dengan orang-orang hebat dengan imbalan amplop-amplop suap.

“Cerita dibangun bersama Staf Ahli Kapolri. Lalu cerita itu disebar ke semua lembaga, disertai dengan amplop-amplopnya. Maka semua yang menerima amplop ini bersemangat mengatakan PC adalah korban kekerasan seksual di Duren tiga tanggal 8 Juli 2022,” ujarnya.

Baca Juga: Upaya Penyelamatan Ferdy Sambo Akhirnya Terungkap, Kamaruddin Terang-terangan Soal Suap ke Sejumlah Lembaga

Dari hasil temuan Kamaruddin, banyak sekali pihak yang terkait dengan kasus Sambo. Di luar nama-nama lembaga yang telah disinggung, kata dia, masih banyak lagi kawan kriminal FS.

Jika, pemberitaan hanya mengungkap LPSK yang dapat amplop cokelat alias suap dari Ferdy Sambo, kata Kamaruddin, aslinya jauh lebih banyak orang yang disuap FS.

Dia melanjutkan, bahkan LPSK saja hanya mengungkapkan bahwa petugas lapangan yang mengembalikan amplop tersebut. Tak ada jaminan itu terjadi juga di ranah para petingginya.

“LPSK sendiri yang mengembalikan itu hanya petugas lapangan. Kalau petugas kantor pusat belum tahu. Kalau di kantor pusat sampai hari ini belum ada yang berkata menerima atau mengembalikan,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Nadia Fairuz Azzahro

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini