Begini Ucapan Sri Mulyani Sebut Perokok jadi Beban Negara, Sebabkan ‘Rokok’ jadi Trending 1 di Twitter

- 21 Desember 2021, 12:36 WIB
Sri Mulyani Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Sri Mulyani Menteri Keuangan Republik Indonesia. /VOI.id/

Biaya ekonomi dari kehilangan tahun produktif karena hal ini juga sangat tinggi.

Penyakit yang disebabkan oleh merokok tadi menyebabkan mereka tidak produktif dan ini diestimasi konsekuensinya sebesar 374 triliun pada tahun 2015.
Ini survey dari Balitbang Kesehatan 2015”.

Baca Juga: 50 Pantangan Jawa yang Harus Diketahui, Ternyata Mengandung Pesan Moral yang Sangat Mendalam

Pernyataan Sri Mulyani di atas sekaligus menjadi latar belakang pelaksanaan rancangan kebijakan kenaikan harga cukai rokok mulai tahun 2022.

Netizen ramai menanggapi pendapat Menteri Keuangan tersebut. Mayoritas orang menyangkal anggapan perokok sebagai beban negara, karena penjualan rokok juga menyumbang pajak terbesar.

Berikut beberapa ungkapan kontra dari netizen:

“Rokok lagi dibantalin. Faktanya, negara jadi sejahtera sih dari ngisap duit perokok. Kurleb 20 triliun yang ditarget dari duit rokok. Jadi yang bikin miskin rokok apa negara nih?” cuitan akun @KomunitasKretek

“Kami kaun perokok adalah perwujudan doa para petani cengkeh dan tembakau. Ada hak rizki mereka dalam tiap hembusan asap rokok kami”, ungkap akun @BachoUncle.
Namun ada juga akun yang mendukung kebijakan pemerintah tersebut dengan alasan meminimalisir jumlah perokok dini

Baca Juga: Profil dan Biodata Pemain 'Snowdrop' Paling Lengkap Mulai Jisoo Hingga Jung Yoo Jin, Simak Selengkapnya

“Range umur 13-18. Ngerokok. Itulah bunda, kenapa cukai dan harga rokok perlu mahal, gaboleh beli ketengan, standardisasi kemasan jual, beli pake ID, dan hapus diskon cukai rokok”, @Obi-Wan Catnobi.

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Twitter Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x