Apa Itu Awan Kumulonimbus? Apakah Berbahaya? Simak Penjelasanya Berikut ini

21 Desember 2022, 09:16 WIB
Ilustrasi Awan Kumulonimbus /Ilustrasi/Freepik/lifeforstock/

MEDIA TULUNGAGUNG - Salah satu fenomena alam yang terjadi di Indonesia adalah munculnya awan kumulonimbus.

Awan kulonimbus ini berdampak pada cuaca hingga dapat menganggu penerbangan.

Berkaitan dengan hal itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan khusus terjadinya peningkatan awan kumlonimbus.

Baca Juga: Terjadi Peningkatan Awan Kumulonimbus pada 21 hingga 27 Desember 2022, BMKG Himbau Masyarakat Waspada

Lantas apa yang dimaksud dengan awan kumulonimbus? apakah berbahay? simak penjelasanya dalam artikel ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan dini cuaca khusus penerbangan selama libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

Yaitu akan terjadi peningkatan awan kumulonimbus yang berpotensi terjadi selama 7 hari ke depan, sejak 21-27 Desember 2022, yang mana bisa mengganggu penerbangan.

“Untuk penerbangan juga potensi awan kumulonimbus terdeteksi di wilayah udara Indonesia. Terkait dengan jalur penerbangan dengan persentase cakupan spasial lebih dari 75 persen atau kategori frekuen,” terang Ketua BMKG Dwikorita Karnawati, Selasa (21/12/2022).

Baca Juga: Prediksi Skor Persikabo vs Persik Kediri di Liga 1 Indonesia , Beserta Perkiraan Line Up dan Rekor Pertemuan

“Artinya ini perlu diwaspadai dapat mengganggu penerbangan yaitu selama periode 7 hari ke depan yang berlaku mulai besok 21 hingga 27 Desember 2022 di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan,” jelasnya menambahkan.

Merunut berbagai fenomena dan potensi cuaca ekstrem, gelombang ekstrem atau awan-awan kumulonimbus yang mampu mengganggu penerbangan.

Karena itu, lanjut Dwikorita, BMKG perlu merekomendasikan kepada pihak-pihak terkait untuk melakukan persiapan untuk mitigasi.

Baca Juga: Prediksi Skor Persib Bandung vs Persita Liga 1 Indonesia, Beserta Perkiraan Line Up dan Rekor Pertemuan

“Antara lain pastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan hingga mencapai sangat lebat bahkan kemungkinan ekstrem,” tandasnya.

Editor: Zaris Nur Imami

Tags

Terkini

Terpopuler