Bagaimana Bisa Gas Air Mata Masuk di Stadion Kanjuruhan Buat Sesak Nafas Suporter? Aparat Tidak Patuh Hukum?

7 Oktober 2022, 10:13 WIB
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan suporter yang masuk ke lapangan di Stadion Kanjuruhan /Pikiran rakyat/

MEDIA TULUNGAGUNG - Kerumunan suporter di Stadion Kanjuruhanpecah setelah laga Arema melawan Persebaya skor akhir menunjukkan 3-2 untuk keunggulan tim tamu pendukung.

Hingga pada akhirnya kericuhan terjadi, aparat menembakkan gas air mata yang membuat kondisi makin menjadi dan sebagian besar suporter sesak nafas.

Arema pun turun ke lapangan, banyak yang menyebut aksi mereka sebagai bentuk kekecewaan dalam sepak bola ini sering terjadi meski dinilai problematik.

Baca Juga: LENGKAP: Contoh Soal Tes Tulis CAT Seleksi Panwaslu Kecamatan Pemilu 2024, Jawaban dan Pembahasan Bagian 6

Seperti dikutip MEDIA TULUNGAGUNG dari narasi Newsroom, dalam sejarah panjang sepak bola dunia, pada 1977 pendukung Skotlandia tumpah di lapangan Wembley setelah kalahkan Inggris.

Empat tahun silam, 2018, Fulham, klub medioker Inggris lolos ke final play off divisi 1.

Yang agak terbaru pendukung Everton merayakan keberhasilannya bertahta di kasta utama Liga Inggris.

Keberadaan peach Invasion dianggap mewakili ekspresi paling liar dalam sepak bola. Entah mitu Merayakan kemenangan atau kekecewaan tapi mengapa di Stadion Kanjuruhan berujung tragedi.

Baca Juga: LENGKAP: Contoh Soal Tes Tulis CAT Seleksi Panwaslu Kecamatan Pemilu 2024, Jawaban dan Pembahasan Bagian 5

Tidak lama setelah turun ke lapangan, masa suporter Arema dipukul mundur oleh aparat.

Kita bisa melihat agresivitas aparat melakukan pengamanan ini belum seberapa.

Tindakan pengamanan disusul dengan pukulan lain kepada masa tembakan gas air mata seperti yang tersebar di berbagai media sosial.

Baca Juga: LENGKAP: Contoh Soal Tes Tulis CAT Seleksi Panwaslu Kecamatan Pemilu 2024, Jawaban dan Pembahasan Bagian 4

Tembakan itu membuat suporter panik dan mencari tempat paling aman untuk menghindar.

Situasi pun jadi keos, ini yang terjadi di dekat pintu keluar Stadion Kanjuruhan saat polisi luncurkan gas air mata.

Suporter dengan jumlah yang tidak sedikit berhimpitan dalam ruangan yang sempit.

Dari sini tragedi berujung tewasnya 125 orang, tembakan gas air mata membuat mereka sesak napas berdesak-desakan hingga terinjak-injak.

Baca Juga: LENGKAP: Contoh Soal Tes Tulis CAT Seleksi Panwaslu Kecamatan Pemilu 2024, Jawaban dan Pembahasan Bagian 3

Pada tahun 1964 kerusuhan pecah di Stadion Nasional Peru bertepatan dengan laga kualifikasi Olimpiade antara Peru dan Argentina.

Kekecewaaan masa suporter memasuki Stadion dan memprotes yang kemudian direspons dengan aksi represif aparat.

Sebanyak lebih dari 300 orang tewas dan Orlando Pirates merupakan dua klub dengan rivalitas tinggi di Afrika Selatan.

Baca Juga: LENGKAP: Contoh Soal Tes Tulis CAT Seleksi Panwaslu Kecamatan Pemilu 2024, Jawaban dan Pembahasan Bagian 2

Pada April 2001 mereka bertanding di All Sport Chinese, pertandingan ini berakhir dengan duka setelah 47 orang tewas di stadion.

Sebulan kemudian bergeser ke Gana, insiden serupa terulang kali ini lebih tragis sebanyak 126 orang tewas usai laga Hearts of Oak dan Asante Kotoko dihelat.

Tiga insiden tadi punya benang merah penyebab yang sama dipicu tembakan gas air mata oleh aparat.

Di Peruu mayoritas korban tewas karena sesak nafas setelah gas air mata berhamburan.

Baca Juga: Contoh Soal Tes Tulis CAT Seleksi Panwaslu Kecamatan Pemilu 2024 Bagian 1 Beserta Jawabannya, Cek Di Sini!

Di Johanesburg juga demikian, juga tidak berbeda alias masa panik dan kesusahan dapat oksigen setelah gas air mata keluar.

FIFA sendiri sudah melarang keras penggunaan gas air mata di stadion dalam rangka penanggulangan kerusuhan ini.

Tercatat dalam pasal 19 poin B pasal 19 tidak mengatur itu saja. Ditegaskan bahwa seluruh aparat mesti tampil low profile

Baca Juga: Contoh Soal Tes Tertulis, Kunci Jawaban Seleksi PLD Kemendesa 202, Dapatkan Secara Gratis di Link Berikut Ini

Artinya tidak memakai perlengkapan yang agresif seperti tameng masker hingga alat pukul.

Ketentuan itu tidak terlihat saat insiden Stadion Kanjuruhan kemarin.

Aparat polisi dan TNI begitu agresif menghalau balik masa suporter Arema.

Sebagai anggota FIFA ketentuan-ketentuan tadi mestinya diadopsi Indonesia termasuk larangan penggunaan gas air mata.

Baca Juga: Klik Di Sini Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi PLD 2022, Lengkap dengan Contoh Soal Ujian Tulis, GRATIS!

Tapi dari penelusuran yang ada, lewat beberapa beleid seperti yang dirilis operator Liga 1 tidak tercantum secara spesifik soal larangan gas air mata ini.

Aturan hanya sebut tuan rumah wajib membuat security plan yang berisi pernyataan dari seluruh pihak terkait.

Lantas dari mana penerapan gas air mata ini muncul?

Polisi berpedoman pada aturan internal soal penggunaan kekuatan persoalannya dalam aturan itu penggunaan gas air mata adalah tahap kelima diantara total enam tahapan jadi gas air mata yang tidak bisa sekonyong-konyong dikeluarkan.

Baca Juga: Ferdy Sambo Pasrah dengan Nasibnya: Saya Lakukan Ini Karena Kecintaan Saya Kepada Istri Saya

Pertanyaannya sudahkah aparat menerapkan empat tahapan sebelum penggunaan gas air

mata?

Dalam perspektif lebih luas lagi apakah ada sinkronisasi aturan yang melibatkan pemangku kebijakan seperti FIFA, PSSI, operator Liga dan kepolisian kalau sampai lebih 100 orang tewas.

Akibat peristiwa Stadion Kanjuruhan dua pertanyaan tadi belum punya satu jawabanpun.***

Editor: Azizurrochim

Sumber: Narasi Newsroom

Tags

Terkini

Terpopuler