MEDIA TULUNGAGUNG - Soal dugaan Ferdy Sambo mengalami masalah kejiwaan akhirnya ditanggapi oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik blak-blakan soal Ferdy Sambo yang mengalami masalah kejiwaan.
Menurutnya, pernyataan yang dilontarkan tersebut lebih menekankan terhadap perbuatan Ferdy Sambo yang memiliki kuasa penuh di lingkungan internal Polri.
"Jadi maksudnya orang ini (Sambo) mempunyai kekuasaan yang sangat besar. Dia Kadiv Propam, tapi dia juga bisa menggerakkan di luar lingkungan bawah Propam. Bisa menggerakkan di Metro Jaya, Reskrim," terang Taufan.
"Ya berarti sudah melebihi abuse of power seseorang dengan kekuasaan tertentu di luar kekuasaannya," katanya lagi.
Karena itu, lanjutnya, Ferdy Sambo merasa kebal hukum dan melakukan eksekusi terhadap ajudan pribadinya yang tidak lain yaitu orang terdekatnya.
Di samping itu, dirinya juga lah yang melakukan pengerusakan terhadap CCTV di sekitar area dengan melibatkan beberapa aparat kepolisian yang ada.
Dikutip dari priangantimurnews.com, Namun Taufan Damanik menegaskan bahwa yang dimaksud masalah kejiwaan terhadap Ferdy Sambo diketahui Sebab di diri Ferdy Sambo terdapat sifat superpower dengan keadaan inilah Ferdy Sambo dipercaya dan menjabat sebagai kadiv Propam Polri hingga ketua Satgas merah putih bisa jadi psikopat.
Tapi ini bisa karena super power itu dia bisa meyakini dirinya siapa yang bisa bongkar kejahatan saya saya bisa suruh-suruh ini semua ungkap Taufan Damanik.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok Senin 19 September 2022 untuk Gemini, Cancer, Leo dan Virgo
Dengan sifat superpower inilah yang baut sambel menjadi sombong dan bebas melakukan hal-hal yang melanggar hukum bahkan seperti pernyataan Ahmad Taufan bahwa dengan sifat jumawa Ferdy Sambo membuat dirinya menjadi tak kontrol hingga mematikan korban dengan mudah bisa.
Jadi ada kebencian kalau tidak dihabisi langsung karena dia merasa super power ungkap ketua Komnas HAM.
Dugaan Taufan semakin kuat dengan melihat jabatan Ferdy Sambo yang dengan mudah menyuruh ajudannya guna menghabisi Brigadir J tanpa harus mengotori tangannya.
Namun disisi lain saat kejadian ini sampai bertingkah beda dan justru diduga ingin menghabisi Yosua tanpa perantara bahkan diketahui raut wajah Ferdy Sambo nampak cukup tenang saat sedang rekontruksi.
Baca Juga: 3 Video Putri Candrawathi dengan Kuat Maruf Jadi Barang Bukti, Bharada E Beri Kesaksian Mengejutkan
Bahkan Ferdy Sambo nampak marah dan terkadang juga menangis disinilah awal mulai dugaan penyakit kejiwaan tersebut Namun secara psikologis seperti pernyataan Taufan Damanik.
Bahwa dirinya mengklaim biarpun Ferdy Sambo telah melakukan pelanggaran hukum gak berdampak ke jenjang hukuman bahkan alasan Taufan ini cukup unik bahwa Ferdy Sambo adalah superpower ataupun superpower dari Kapolri.
Hal ini sempat terbukti sosok Ferdy Sambo ternyata mampu menyuruh staf ahli Kapolri yakni Fahmi Alamsyah dengan keadaan ini sang pengacara Ferdy Sambo menganggap sudah tak main-main.
Seperti diketahui suruh Ferdy Sambo kepada anak buah tersebut adalah guna merusak TKP dan menghilangkan barang bukti Tak hanya itu bahkan sampai juga sempat memutus kesatuan Polri lintas divisi jajaran Polda hingga Polres.
Namun usai Bharada E mengubah BAPnya barulah Ferdy Sambo mau menyerahkan diri dan setelahnya dijemput oleh Kepala Divisi Ti Polri Irjen Slamet Mulyani guna pergi ke Mako Brimob Polri.
Seperti pernyataan Taufan Damaik bahwa Ferdy Sambo diduga gangguan jiwa disebabkan dengan dirinya yang terlalu cepat guna naik jabatan,
Hingga mengakibatkan tidak mempunyai kesiapan guna mempunyai anak buah yang begitu banyak.
Pengakuan Bripka RR
Kasus Brigadir J mulai menemukan titik terang Hal ini lantaran Bripka Ricky Rizal mengungkapkan hal yang mengejutkan tentang peristiwa di Magelang.
Sebagaimana diketahui, Peristiwa di Magelang berkaitan dengan munculnya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J kepada Putri Candrawathi.
Bripka Ricky Rizal memilih untuk memilih jalan lurus dan keluar dari skenario busuk Ferdy Sambo yang ingin menutup rapat kasus pembunuhan ini.
Erman Umar, kuasa hukum Bripka Ricky Rizal mengatakan, kliennya tidak melihat adanya pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J kepada Putri Candrawathi.
Hal itu, karena Bripka Ricky Rizal sedang berada di luar rumah bersama Bharada Eliezer untuk mengantarkan makanan ke untuk anak Ferdy Sambo di di SMA Taruna Nusantara.
Sesaat setelah sampai di tempat tujuan keduanya kedua diminta segera balik ke rumah Ferdy Sambo di Perumahan Cempaka Residen, Mertoyudan, Magelang atas permintaan Putri yang menghubungi mereka lewat panggilan telepon.
Singkat cerita, ketika mereka tiba rumah Ferdy Sambo, setibanya di rumah, Bripka Ricky mengaku tak melihat siapapun di lantai 1 rumah.
Dia bersama Bharada Eliezer lantas naik ke lantai 2 dan melihat ART Susi sedang duduk sambil menangis.
Baca Juga: Mengejutkan! Peran Kakak Asuh Ferdy Sambo Akhirnya Terbongkar, Disebut Orang Terdekat Kapolri
“Sedangkan Kuat dalam kondisi tegang dan panik,” kata Erman Umar menceritakan pengakuan Bripka Ricky.
Bripka Ricky kemudian bertanya kepada Kuat mengenai peristiwa yang terjadi. Kepada Ricky, Kuwat menceritakan dirinya melihat Joshua di tangga dan langsung lari ketika ditegur.
Kuwat lantas memerintahkan Susi untuk memeriksa kondisi Putri.Berdasarkan keterangan Ricky, Kuat dan Susi mendapati Putri sudah dalam kondisi tergeletak di kamar mandi lantai 2.
Kini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terus mendalami kasus Brigadir J.
Tempat Kejadian Perkara (TKP) dicurigai Polisi ada yang memanipulasinya.
Teranyar, ternyata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membongkar kejanggalan dalam kasus Brigadir J.
Baca Juga: Profil Biodata Azyumardi Azra Ketua Dewan Pers Indonesia dan Cekiawan yang Meninggal Dunia Hari Ini
Berkat keseriusan Kapolri hingga akhirnya penyidik menemukan kejanggalan di TKP.
Dimana dalam TKP itu ditemukan DNA milik Ferdy Sambo.
Dua bulan lebih sudah perjalanan kasus Brigadir J.
Hingga kini, kasus Brigadir J masih disorot publik.
Banyak kejanggalan yang terjadi dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Perlahan-lahan kejanggalan kasus Brigadir J ini terus terkuak.
Diketahui, dalam kasus ini lima tersangka telah ditetapkan.
Diantaranya, Ferdy Sambo, Bharada E, Bripka RR, Om Kuat, dan Putri Candrawathi.
Selain itu, istri Ferdy Sambo masih kekeh dengan dugaan pelecehan yang dialaminya dilakukan oleh Brigadir J.
Bahkan, dari awal kasus Brigadir J ini seakan-akan ingin ditutupi.
Sampai-sampai barang bukti di TKP banyak yang sengaja dilenyapkan.
Menyadur dari kanal YouTube UNCLE WIRA salah satu kejanggalan ialah baju Putri Candrawathi yang ditemukan wangi di atas kasur.
“Juga baju istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi yang wangi."
Baca Juga: Azyumardi Azra Meninggal Dunia, Begini Kronologinya Usai Rawat Intensif di Rumah Sakit
“Padahal waktu olah TKP pertama engga ada," beber sumber terpercaya dikutip dari YouTube UNCLE WIRA, belum lama ini.
Menengok lagi kebelakang pra rekonstruksi di TKP pada Selasa 12 Juli 2022.
Penyidik menemukan ketidaksesuaian atau kejanggalan jumlah selongsong peluru, dengan klaim total tembakan para tersangka.
Lanjutnya membaca sebuah artikel terpercaya waktu itu Polisi masih berpatokan dengan karangan cerita Ferdy Sambo.
Yaitu, bahwa terjadinya baku tembak antara Bharada E dengan Ferdy Sambo.
“Dalam skenario itu disebutkan total peluru yang keluar sebanyak 12, terdiri dari tujuh Brigadir J dan lima dari Bharada E."
“Namun jumlah selongsong peluru yang ditemukan saat ini hanyalah 10. Jadi, kurang dua," katanya.
Bahkan, Polisi curiga sudah ada yang memanipulasi TKP.
Karena itu, kejanggalan itupun dilaporkan ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit.
Hingga akhirnya Jenderal Listyo memerintahkan olah TKP ulang.
“Akhirnya, hari Sabtu 16 Juli 2022, dilakukan olah TKP ulang," bebernya.
Saat itulah mulai terkuak kejanggalan diantaranya jumlah selongsong peluru dan baju Putri Candrawathi.
“Saat rekonstruksi ulang itu ditemukan jumlah selongsong peluru justru lebih dari 12," ungkapnya.
Penyidik juga menemukan sikat gigi yang baru digunakan.
“Setelah dicek DNA ini cocok dengan suami Putri Candrawathi, Ferdy Sambo," terangnya.
Tim berusaha mengkonfirmasi temuan ini kepada Dirtipidum Polri Brigjen Andi Rian.
Namun, dia enggan komentari banyak.
Dia hanya meminta kami menghubungi Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
Dia justru suruh kami menghubungi Brigjen Andi Rian.***