MEDIA TULUNGAGUNG - Tim Khusus (Timsus) bentukan Polri kini terus bergerak melakukan penyelidikan terhadap kasus kematian Brigadir J.
Meski demikian, langkah Polri sepertinya belum menemui titik terang akan terungkapnya kasus mengenaskan itu.
Kekasih Brigadir J, Vera Simanjuntak pun ikut buka suara bahwa kekasihnya tersebut ternyata sudah sering mendapatkan ancaman pembunuhan.
Di sisi lain, pada kronologi awal yang disebutkan Polri, Brigadir Joshua meninggal usai disangka berupaya melakukan pelecehan seksual pada istri dari Irjen Ferdy Sambo, yakni Putri Candrawathi.
Namun keluarga mendiang tidak percaya begitu saja dan meminta autopsi ulang pada jenazah Brigadir Joshua yang bernama lengkap Nofriansyah Yosua Hutabarat itu.
Keluarga mendiang yakin bahwa kematian Brigadir J sudah terencana dan dilakukan oleh lebih dari satu orang.
Baca Juga: Nora Alexandra Ngaku Kena Serangan Fajar Setelah Jerinx SID Dinyatakan Bebas, Ada Apa?
Kamaruddin Simanjuntak, pengacara keluarga mendiang melaporkan ke Bareskrim Polri perihal dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir Joshua.
Kamaruddin Simanjuntak mengaku punya barang bukti yang mengarah ke dugaan pembunuhan berencana itu.
"Karena itu, kami makin yakin tindak pidana ini terencana oleh orang-orang tertentu dan tidak mungkin satu orang. Karena ada yang berperan pakai pistol ada yang menjerat leher, ada yang pakai senjata tajam," ujarnya, dikutip dari PMJNews.
Hasil resmi autopsi ulang Brigadir j yang dilakukan oleh tim forensik independen memang belum keluar.
Namun, pihak keluarga Brigadir j yang turut dalam proses autopsi ulang membocorkan informasi bahwa Brigadir Joshua bukan tewas dalam baku tembak seperti yang dijelaskan kepolisian selama ini.
Hal utama yang menjadi sorotan sebenarnya adalah luka di bagian wajah Brigadir Joshua terutama hidung yang telah dijahit.
Dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan, jika itu merupakan hasil tembakan dari arah belakang yang pelurunya menembus ke bagian wajah sehingga menyebabkan robekan pada bagian hidung.
“Itu bagian peluru yang ditembak dari belakang kepala dengan posisi tegak lurus,” ucap Kamaruddin Simanjuntak.
Hal itu mematahkan pernyataan polisi yang mengatakan jika Brigadir J terlibat dalam aksi baku tembak.
Baca Juga: Ikuti Jejak Viral AKP Rita Yuliana, Deretan Polwan Ini Bius Mata Lelaki, Mana yang Lebih Cantik?
Bahkan pihak keluarga menyebutkan bahwa Brigadir J sebelumnya sudah menerima ancaman untuk dibunuh sejak Juni dan curhat pada Vera Simanjuntak.
“Dimana keterangannya itu, menjelaskan bahwa di bulan Juni 2022, sebenarnya almarhum itu (Brigadir Joshua) sudah diancam dihabisi dan untuk dibunuh, sampai-sampai dia menangis,” ujar Kamaruddin Simanjuntak kepada awak media, dikutip dari Klik Bondowoso, Rabu, 3 Agustus 2022.
Bahkan berdasarkan temuan rekaman elektronik itu, Brigadir J diakui mengirim pesan sehari sebelum dirinya dibunuh.
“Jadi, ancaman itu terulang lagi saat Brigadir J satu hari sebelum dirinya dihabisi pada tanggal 7 Juli 2022," katanya.
"Ketika posisi Brigadir J mengawal pimpinannya mengawal ke Magelang,” sambungnya.
Sementara itu, Refly Harun, pakar Hukum Tata Negara menyebutkan bahwa seharusnya polisi segera mengumumkan penetapan tersangka.
Dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, ia menjelaskan tentang sosok tersangka atas dugaan percobaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Terkait hal itu, menurutnya dalam menetapkan tersangka hanya mengarahkan ke anggota kepolisian berpangkat rendah.
Meski tersangka dimulai dari bawahan atau berpangkat rendah, pengungkapan tersangka bisa mengarah ke pemeran dengan jabatan lebih tinggi.
Baca Juga: Berikut Link Pendaftaran Mengikuti Upacara HUT RI ke-77 di Istana Presiden, Buruan Daftar!
"Kita belum dikasih tahu soal sosok tersangka sesungguhnya. Namun, saya rasa penetapan tersangka dimulai dari orang kecil (pangkat rendah) dulu," ujarnya.***(Deni Ahmad Wijaya/Klik Bondowoso)
Artikel ini pernah tayang dengan judul 'Penetapan Tersangka Kematian Brigadir Joshua Terkini, Pakai Model Piramida, dari Bharada E ke Siapa?'.