Apa Itu child Grooming? Pelecehan Seksual Pada Anak, ini 6 Tanda Pelaku yang Wajib Diketahui Orang Tua

27 Mei 2022, 19:36 WIB
Ilustras hubungan antara anak dengan orang dewasa yang hendak melakukan grooming pada anak. /pixabay.com/zhivko

MEDIA TULUNGAGUNG - Istilah Child grooming atau pelecehan sekseual pada anak dengan modus grooming seringkali diperbincangkan.

Pasalnya kasus pelecehan seksual pada anak dengan kasus grooming kian hari kian merebak.

Pelecehan seksual denga modus grooming adalah upaya orang dewasa untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan ikatan emosional dengan seorang anak atau remaja, sehingga mereka dapat memanipulasi atau mengeksploitasi, bahkan melecehkan korban.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan Dibalik Sungai Aare Swiss, Tempat Hilangnya Eril Anak Ridwan Kamil

berdasarkan Hasil penelitian dari The Advocacy Center, 2006 menunjukkan bahwa 1 dari 4 anak perempuan dan 1 dari 5 anak laki-laki mengalami child grooming alias pelecehan seksual pada anak. Tersangkanya kebanyakan masih kerabat dan teman dari keluarga dekat.

 

Hal diatas juga diperkuat oleh Pusat Penelitian Kejahatan Terhadap Anak yang mengatakan 90% anak-anak yang mengalami pelecehan seksual mengenal pelakunya .

Pelaku pelecehan seksual ada di mana saja dan di mana saja.

Baca Juga: Merebaknya Pelecehen Seksual Anak dengan Modus Grooming, Ketua Kowani: Jauh Lebih sulit Bagi orang Tua

Mereka adalah orang-orang biasa yang karismatik yang mendapatkan kepercayaan dari orang lain.

Mereka bisa menjadi anggota staf di sekolah anak Anda; mereka bisa menjadi pelatih atau instruktur musik anak Anda; mereka bisa berada di gereja Anda; mereka bisa menjadi pengasuh; mereka bisa menjadi anggota keluarga Anda sendiri.

Namun, ada kesamaan yang dimiliki oleh hampir semua pelaku: mereka sering menggunakan perilaku tertentu untuk mendidik anak untuk dilecehkan.

Baca Juga: Kronologi dan Gambaran Lokasi Sungai Aare Swiss Tempat Hilangnya Emmeril Kahn Mumtadz , Anak Ridwan Kamil

Perilaku ini metodis, halus, bertahap, dan meningkat (artinya mereka meningkat seiring berjalannya waktu). Kami biasanya menyebutnya sebagai perilaku perawatan .

Berikut enam tanda Pelaku grooming yang perlu diketahui setiap orang tua:

Baca Juga: Profil Syafii Maarif Meninggal Hari ini, Raih Penghargaan Seumur Hidup hingga Masuk Tokoh Berpengaruh di Dunia

1. Pelaku berusaha membentuk hubungan dengan anak. Mereka biasanya menghabiskan waktu luangnya dengan anak-anak dan cenderung lebih tertarik menjalin hubungan dengan anak-anak daripada orang dewasa.

Mereka akan memilih satu anak sebagai "istimewa" dan memberinya perhatian dan hadiah ekstra sebagai cara untuk membentuk ikatan di antara mereka. Mereka akan menaruh minat khusus pada penampilan dan pakaian anak dan mungkin mengambil gambar anak secara berlebihan.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan Syafii Maarif Tokoh yang Berpulang Hari ini, Masuk 500 Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia

2. Pelaku akan mencoba menguji batas-batas tingkat kenyamanan anak Anda. Kadang-kadang mereka akan menceritakan lelucon yang tidak berwarna atau berbau seksual untuk melihat bagaimana anak akan merespons.

Mereka mungkin mencoba memainkan permainan seksual seperti permainan celana, permainan jujur ​​atau berani, atau permainan telanjang.

Mereka akan melihat bagaimana reaksi anak ketika memasuki kamar anak atau tempat-tempat normal yang diharapkan memiliki privasi, seperti kamar kecil.

Pelaku berkembang dalam kerahasiaan, dan batasan pengujian membantu mereka mengetahui apakah mereka dapat melanjutkan tanpa tertangkap.

Baca Juga: 2 Pesan Syafii Maarif Sebelum Meninggal Dunia

3. Pelaku akan menguji batas-batas sentuhan dengan anak Anda. Mereka biasanya memulai dengan sentuhan non-seksual seperti tos dan pelukan.

Mereka mungkin perlahan-lahan berkembang menjadi sentuhan yang tidak pantas seperti secara tidak sengaja merumput bagian pribadi tubuh, hanya untuk melihat bagaimana anak akan bereaksi.

Mereka mungkin mencium atau menyuruh anak duduk di pangkuan mereka.

Hal yang perlu diperhatikan adalah mereka akan beralih dari sentuhan yang sangat polos dan berlanjut ke sentuhan yang lebih seksual untuk menguji reaksi anak.

Baca Juga: Sebelum Meninggal, Syafii Maarif Titipkan 2 Pesan Pada Haedar Nashir, Begini Isinya

4. Pelaku menggunakan intimidasi untuk menjaga anak agar tidak memberi tahu orang lain tentang pelecehan tersebut.

Mereka akan mulai dengan menguji reaksi anak ketika disalahkan karena sesuatu yang sederhana.

Mereka akan melihat apakah anak itu menolak atau memberi tahu orang dewasa. Kemudian mereka akan berkembang menjadi mengancam anak atau menyebabkan anak merasa bersalah.

Mereka sering menggunakan rasa takut atau malu untuk mencegah seorang anak memberi tahu orang lain tentang pelecehan tersebut.

Mereka mungkin menggunakan pernyataan seperti, "Tidak ada yang akan mempercayai Anda," atau mengancam mereka dengan bahaya (atau bahaya bagi seseorang yang mereka cintai) agar mereka tidak mengatakannya.

Baca Juga: Indonesia Berduka! Buya Syafii Maarif Meninggal, Haedar Nashir hingga Mahfud MD Sampaikan Duka Mendalam

5. Pelaku sering berbagi materi seksual untuk menormalkan seks.

Mereka akan menggunakan istilah seksual secara bebas di hadapan anak Anda.

Mereka akan menunjukkan gambar atau video seksual.

Mereka akan sering memulai hubungan seksual melalui pesan atau SMS terlebih dahulu.

Baca Juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un! Buya Syafii Maarif Meninggal Dunia Jumat, 27 Mei 2022

6. Pelaku akan mencari saluran komunikasi apapun untuk berkomunikasi dengan anak secara diam-diam.

Seringkali interaksi ini dimulai secara online. Mereka sering mendorong SMS, email dan semua panggilan menjadi rahasia.

Ingat pelaku tumbuh subur dalam kerahasiaan, sehingga mereka akan selalu mendorong anak untuk merahasiakan semuanya.

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler