Soal Sulitnya Penanganan Kasus TBC, Dinkes Tulungagung Paparkan Alasannya

- 25 Desember 2022, 11:15 WIB
Ilustrasi Skrining TBC melalui X-Ray Mobile
Ilustrasi Skrining TBC melalui X-Ray Mobile /dok humas Sleman/

Selain itu pengobatan TBC RO memakan waktu hingga satu tahun tanpa henti. Sedang TBC biasa cukup enam bulan.

Aktivis sosial penanggulangan TBC dari Yayasan Yabhysa, Malahayati, mengatakan pihaknya saat ini memiliki 60-an kader terlatih untuk mengedukasi masyarakat tentang TBC.

Stigma negatif pada pasien TBC lah yang menjadi kendala pencegahan penularan penyakit ini. Dia menyatakan penyakit ini bisa disembuhkan, asal pasien meminum obat secara rutin dan teratur.

"Kami membentuk kader di 32 Puskesmas," katanya. Dan apabila kader dimaksud menemukan suspek yang positif, maka berkewajiban untuk menjalani pengobatan sampai sembuh.

Baca Juga: Prediksi Skor Persikabo vs Persib Bandung di Liga 1 Indonesia , Beserta Perkiraan Line Up dan Rekor Pertemuan

Pihaknya juga melakukan investigasi kontak pasien. "Tugas kami juga melakukan membantu pemenuhan nutrisi bagi pasien TBC, dengan menggandeng pihak lain,” ujarnya.

Terkait adanya pasien sulit untuk diminta meminum obatnya, dia menjelaskan mayoritas disebabkan tidak adanya dukungan dari pihak kerabat terdekat yakni keluarga.

Alasan Kedua disebabkan karena lamanya waktu pengobatan yang sampai 6 bulan. Belum lagi jumlah obat yang diminum cukup banyak.

Ketiga efek samping dari pengobatan TBC. Pengobatan TBC acap kali sebabkan pasien mual dan muntah setelah minum obat.

"Itu tugas kami untuk menyempitkan angka pasien mangkir minum obat,” katanya.

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x