Kerja Keras Ternyata Memicu Penumpukan Zat Beracun pada Otak, Begini Penjelasanya

- 22 Oktober 2022, 10:44 WIB
Ilustrasi bekerja keras.
Ilustrasi bekerja keras. /Pexels/fauxels/

Misalnya huruf ditampilkan di layar komputer setiap 1,6 detik dan peserta harus mengurutkannya menjadi vokal dan konsonan atau, tergantung pada warna huruf, huruf besar atau kecil.

Baca Juga: 15 kata Bijak Hari Santri Nasional 2022, Cocok Gelorakan Jiwa Keagamaan dan Nasionalisme

Kelompok kedua melakukan tugas serupa tetapi jauh lebih sederhana. Kedua kelompok mengelola rata-rata 80 persen tingkat respons yang benar.

Para ilmuwan menggunakan spektroskopi resonansi magnetik (MRS) untuk memindai otak peserta dan mengukur tingkat metabolit. 

Mereka menemukan penanda kelelahan, seperti peningkatan konsentrasi glutamat, tetapi hanya pada kelompok permintaan tinggi.

Penumpukan bahan kimia beracun hanya diamati di korteks prefrontal lateral [lPFC]) dan bukan korteks visual primer.

Baca Juga: 4 Ramalan Zodiak Terbaru Hari Ini, Sabtu 22 Oktober 2022 untuk Leo, Libra, Virgo dan Scorpio

Setelah tugas kognitif permintaan tinggi dan rendah, kedua kelompok menjalani tes keputusan.

Para peneliti menemukan bahwa kelompok permintaan tinggi, yang memiliki tingkat metabolit yang lebih tinggi di lPFC, lebih menyukai pilihan yang lebih ringan.

Pupil peserta ini kurang melebar (pupil melebar menunjukkan gairah) dan mengambil lebih sedikit waktu untuk membuat keputusan, yang menunjukkan bahwa mereka mengalami bagian eksperimen ini sebagai hal yang ringan.

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: ScienceAlert


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x