Serangan Baru Rusia di Ukraina timur, Joe Biden Ungkap Masa yang Penuh Kritis

- 24 April 2022, 08:36 WIB
Penduduk Mariupol dievakuasi akibat perang Ukraina-Rusia. Kini, Rusia menuding AS tidak menginginkan invasi berakhir.
Penduduk Mariupol dievakuasi akibat perang Ukraina-Rusia. Kini, Rusia menuding AS tidak menginginkan invasi berakhir. /Alexander Ermochenko/Reuters/

MEDIA TULUNGAGUNG - Rusia terus menekan Ukraina dikawasan Mariupol saat perang militer.

Staf umum Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah meningkatkan serangan di seluruh garis depan di timur negara itu dan mencoba untuk melancarkan serangan di wilayah Kharkiv, di utara target utama Rusia, Donbass.

Rusia mengatakan telah memenangkan pertempuran Mariupol, pertarungan terbesar dalam perang, setelah membuat keputusan untuk tidak mencoba membasmi ribuan tentara Ukraina yang masih bersembunyi di pabrik baja besar yang menempati sebagian besar pusat kota.

Baca Juga: Rusia Rencanakan Kuasaia Ukraina Selatan, Laporan Ungkap Sebagai Fase Kedua Operasi Besar Militer

Kyiv mengatakan 100.000 warga sipil masih berada di dalam kota dan membutuhkan evakuasi penuh. Dikatakan keputusan Moskow untuk tidak menyerbu pabrik baja Azovstal adalah bukti bahwa Rusia tidak memiliki kekuatan untuk mengalahkan para pembela Ukraina.

Di bagian kota yang dikuasai Rusia, senjata-senjata itu sebagian besar tidak terdengar lagi dan penduduk yang tampak bingung keluar ke jalan-jalan dengan latar belakang blok-blok apartemen yang hangus dan mobil-mobil yang rusak. Beberapa membawa koper dan barang-barang rumah tangga.

Relawan dengan jas dan topeng hazmat putih menjelajahi reruntuhan, mengumpulkan mayat dari dalam apartemen dan memuatnya ke truk yang ditandai dengan huruf "Z", simbol invasi Rusia.

Baca Juga: Cara Sehat Selama Lebaran Idul Fitri, Begini Tips Menyantap Berbagai Sajian Makanan yang Dihidangkan

Maxar, sebuah perusahaan satelit komersial, mengatakan gambar dari luar angkasa menunjukkan kuburan massal yang baru digali di pinggiran kota. Ukraina memperkirakan puluhan ribu warga sipil tewas di kota itu selama hampir dua bulan pengeboman dan pengepungan Rusia.

Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Palang Merah mengatakan jumlah korban sipil masih belum diketahui tetapi setidaknya ribuan. Rusia membantah menargetkan warga sipil dan mengatakan telah menyelamatkan kota itu dari kaum nasionalis.

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini