Network
MEDIA TULUNGAGUNG - Perang di Ukraina dan sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara di seluruh dunia terhadap Rusia akan menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi global.
Krisis Ukraina adalah kejutan lain bagi ekonomi dunia yang baru saja muncul dari pandemi virus corona, dan telah menambah gangguan rantai pasokan global dan hambatan inflasi yang telah menimbulkan kekhawatiran.
“Kami baru saja melewati krisis yang tidak ada duanya dengan pandemi, dan kami sekarang berada di wilayah yang lebih mengejutkan lagi,” kata Georgieva.
Baca Juga: Rusia dengan Ukraina Sepakat Masalah Nuklir, PBB Ungkap Keprihatin
Pada bulan Januari, IMF mengurangi perkiraan tingkat pertumbuhan global untuk 2022 menjadi 4,4 persen, dari 4,9 persen yang diproyeksikan tahun lalu, sebagai akibat dari perlambatan di Amerika Serikat dan China.
Georgieva mengatakan ancaman paling signifikan terhadap ekonomi dunia adalah inflasi yang lebih besar yang berasal dari harga komoditas yang lebih tinggi karena negara-negara mengalihkan konsumsi dari minyak dan gas Rusia.
Hal ini, pada gilirannya, bisa memakan pengeluaran konsumen.
Memburuknya kondisi keuangan dan kepercayaan bisnis juga berpotensi membebani pertumbuhan.
“Melonjaknya harga energi dan komoditas lainnya — jagung, logam, input untuk pupuk, semikonduktor — akan datang, di banyak negara, di atas inflasi yang sudah tinggi dan menyebabkan keprihatinan serius di banyak tempat di seluruh dunia,” kata Ms. kata Georgieva.
