AS Ungkap Ratusan Ribu Tentara Rusia Siap Invasi Ukraina, Sebut Pertengahan Februari dengan Kekuatan Besar

- 8 Februari 2022, 07:00 WIB
Rusia dilaporkan siap melancarkan serangan terhadap Ukraina pada akhir Februari ini yang dikhawatirkan dapat memulai Perang Dunia 3.
Rusia dilaporkan siap melancarkan serangan terhadap Ukraina pada akhir Februari ini yang dikhawatirkan dapat memulai Perang Dunia 3. //REUTERS/Didor Sadulloev

MEDIA TULUNGAGUNG - Para pejabat merika serikat enuding, Rusia tengah mempersiapkan invasi skala penuh ke Ukraina.

Hal ini menurut para pejabat Amerika Serikat karean Rusia telah mengumpulkan 110.000 tentara di dekat perbatasan dengan Ukraina.

Lebih lanjut para pejabat tersebut mengungkapkan invasi skala penuh akan dimulai pada pertengahan Februari dengan kekuatan besar sebanyak 150.000 tentara.

Baca Juga: Tegas! Putin Peringatkan Militer Ukraina, Negara Eropa Akan Terseret Urusan dengan Militer Rusia

Berkaitan dengan hal ini, Rusia menegaskan tidak memiliki rencana untuk menyerang dan malah mengajukan tuntutannya sendiri untuk jaminan keamanan yang dikatakannya akan meredakan ketegangan.

Macron, yang akan pergi ke Kyiv pada hari Selasa untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, mengatakan kepada wartawan di pesawatnya dari Paris bahwa dia "cukup" optimis untuk melakukan pembicaraan.

Dia tidak mengharapkan solusi untuk krisis dalam "jangka pendek," katanya, tetapi dia siap untuk menangani masalah keamanan Rusia dengan serius.

Baca Juga: Lahir Dihari Selasa Miliki Kemiripan dengan Soekarno, Primbon Jawa Ungkap Sosoknya Pemimpin yang Kuat

Moskow menuduh Barat, khususnya Washington dan NATO, mengabaikan apa yang dikatakannya sebagai kekhawatiran yang sah untuk keamanannya.

Ini menuntut larangan permanen di Ukraina, bekas republik Soviet, bergabung dengan aliansi yang dipimpin AS dan bahwa blok itu mengembalikan kehadiran militernya di Eropa timur.

Macron, yang negaranya saat ini memimpin Uni Eropa, telah mencoba memposisikan dirinya sebagai tokoh kunci Uni Eropa dalam negosiasi dengan Rusia.

Dia diperkirakan akan mencoba mendorong rencana perdamaian yang terhenti untuk konflik yang memburuk dengan separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur dan dapat menawarkan kepada Rusia untuk konsultasi tentang pengendalian senjata dan ekspansi NATO.

Baca Juga: Pasangan dengan Weton Selasa Wajib Dihindari, Primbon Jawa Ungkap Karakter yang Dimilikinya

Biden telah bereaksi terhadap penumpukan pasukan Rusia dengan menawarkan 3.000 pasukan Amerika untuk memperkuat sayap timur NATO, dengan sejumlah pasukan tiba di Polandia pada hari Minggu.

Diberitakan sebelumnya,  Vladimir Putin mengapresiasi pertemuanya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Dirinya menyebutkan bahwa pertemuan antara Putin dengan Emmanuel Macron adalah sebuh hal yang berguna bagi krisis antara Rusia dengan Ukraina.

Hal tersebut disampaikan Putin pada sebuah penyataan pada hari Senin malam waktu setempat.

Disisi lain Putin juga mengeluarkan peringatan keras.

"Jika Ukraina bergabung dengan NATO, negara-negara Eropa akan terseret ke dalam konflik militer dengan Rusia," katanya.

Namun demikian, kedua pemimpin juga memiliki hal positif untuk dikatakan tentang pertemuan itu.

Baca Juga: Potensi Perang Darat Rusia dengan Ukraina, ini 5 Hal yang Harus Diketahui

"Banyak ide Mr. Macron realistis dalam hal langkah-langkah di masa depan," tambah Putin, "Ada kemungkinan untuk bergerak maju dengan beberapa proposalnya."

Sementara itu, Presiden Prancis Macron menggarisbawahi bahwa “kebijakan pintu terbuka NATO sangat penting,” menambahkan bahwa “Putin memiliki pandangan kuat yang tidak selalu sama dengan pandangan kami di Eropa.”

"Hari-hari mendatang sangat penting," katanya.

"Integritas teritorial negara-bangsa telah dilanggar selama beberapa tahun terakhir," Macron juga menekankan.

Sebelumnya pada hari yang sama, Macron mengatakan bahwa dia berharap untuk memulai de-eskalasi ketegangan di Ukraina, saat dia bertemu dengan Putin di Moskow.

Macron terbang ke Moskow pada awal minggu diplomasi Barat yang intens yang bertujuan untuk menghilangkan ketakutan akan invasi Rusia terhadap tetangganya yang pro-Barat.

Duduk di seberang meja panjang dari Putin di Kremlin, Macron mengatakan dia berada di Moskow untuk mengatasi "situasi kritis" di Eropa.

Baca Juga: Remehkan Serangan Rusia, Ukraina Angkat Bicara Soal Skenario Tewasnya Puluhan Ribu Milter Hingga Warga Sipil

“Diskusi ini dapat memulai ke arah yang harus kita tuju, yaitu menuju de-eskalasi,” kata Macron, menyerukan “jawaban yang berguna bagi Rusia dan seluruh Eropa.”

Menyambut Macron sebagai "Emmanuel yang terkasih," Putin mengatakan Rusia dan Prancis telah "berbagi keprihatinan mengenai keamanan di Eropa" dan memuji "berapa banyak upaya yang dilakukan oleh kepemimpinan Prancis saat ini" untuk menyelesaikan masalah ini.

Dengan puluhan ribu tentara Rusia berkemah di dekat perbatasan Ukraina, Macron adalah pemimpin top Barat pertama yang bertemu Putin sejak krisis dimulai pada Desember.

Kanselir Jerman Olaf Scholz dijadwalkan bertemu Senin dengan Presiden AS Joe Biden di Washington, saat para pemimpin Barat berupaya mempertahankan front persatuan dalam pertikaian terbesar mereka dengan Rusia sejak berakhirnya Perang Dingin.***

Editor: Zaris Nur Imami


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x