“Situasi di Kampala sangat sulit saat ini. Cara serangan dilakukan [menunjukkan] masalah ini sangat, sangat serius, ”kata Atuhaire.
Para pejabat Uganda telah mendesak kewaspadaan setelah serangkaian ledakan bom dalam beberapa pekan terakhir.
Satu orang tewas dan sedikitnya tujuh lainnya terluka dalam ledakan di sebuah restoran di pinggiran Kampala pada 23 Oktober. Ledakan lain dua hari kemudian di sebuah bus penumpang hanya menewaskan pelaku bom bunuh diri, menurut polisi.
ADF mengaku bertanggung jawab atas serangan restoran bulan lalu. Kelompok itu telah lama menentang aturan lama Presiden Yoweri Museveni, sekutu keamanan AS yang merupakan pemimpin Afrika pertama yang mengerahkan pasukan penjaga perdamaian di Somalia untuk melindungi pemerintah federal dari kelompok bersenjata al-Shabab.
Baca Juga: Kota-kota Di India Akan Menghapus Kedai Makanan Non-Vegetarian Dari Jalan Utama
Bahkan sebelum serangan itu, pemerintah Inggris telah memperbarui peringatan perjalanan Uganda untuk mengatakan bahwa para ekstremis “sangat mungkin mencoba melakukan serangan” di negara Afrika Timur ini.***