Apakah Tenaga Nuklir Merupakan Jalan ke Depan Untuk Memerangi Krisis Iklim?

- 13 November 2021, 18:53 WIB
Ilustrasi: Apakah Tenaga Nuklir Merupakan Jalan Ke Depan Untuk Memerangi Krisis Iklim?
Ilustrasi: Apakah Tenaga Nuklir Merupakan Jalan Ke Depan Untuk Memerangi Krisis Iklim? /Pixabay/

MEDIA TULUNGAGUNG - Saat Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP26) selesai dan negara-negara bersiap untuk mengeluarkan lebih banyak uang untuk dekarbonisasi ekonomi mereka, perdebatan tentang peran yang harus dimainkan energi nuklir dalam mencapai target nol-bersih memanas.

Pembangkit listrik tenaga nuklir telah ada sejak tahun 1950-an. Teknologinya relatif mendasar: Atom terbelah dan energi yang dilepaskan memanaskan air untuk menghasilkan uap yang menggerakkan turbin pembangkit listrik.

Tentu saja, ketika ada yang salah dengan teknologi abad ke-20 itu, entah karena alam atau kesalahan manusia mereka bisa sangat salah. Chernobyl. Fukushima. Pulau Tiga Mil.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer Minggu 14 November 2021: Puncak Kesehatan dan Kebahagiaan

Tenaga nuklir juga terkenal karena pembengkakan biaya dan relatif lebih mahal dibandingkan dengan energi terbarukan seperti matahari dan angin.

Tetapi beberapa negara merangkul tenaga nuklir secara besar-besaran. China penghasil karbon terbesar di dunia berencana untuk membangun setidaknya 150 reaktor nuklir selama 15 tahun ke depan, Bloomberg News melaporkan (paywall). Itu lebih dari yang telah dibangun seluruh dunia selama tiga setengah dekade terakhir.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan minggu ini bahwa negaranya “untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade menghidupkan kembali pembangunan reaktor nuklir” untuk mencapai tujuan nol bersihnya.

Baca Juga: Sentimen Konsumen AS Turun Karena Kekhawatiran Inflasi Meningkat

Menteri Energi Amerika Serikat Jennifer Granholm dilaporkan mengatakan kepada audiensi di COP26 bahwa AS "sepenuhnya menggunakan nuklir" sebagai bagian dari rencana listrik bersihnya.

Ada juga bisnis A-listers melemparkan bobot mereka di belakang tenaga nuklir. Melalui firma TerraPower dan PacifiCorp, miliarder Bill Gates dan Warren Buffet memperjuangkan jenis reaktor modular kecil (SMR) canggih yang dikenal sebagai reaktor Natrium "cepat".

Halaman:

Editor: Yoga Adi Surya

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini