Vietnam Mempertimbangkan Kembali Padi Penghasil Metana Di Tengah Krisis Iklim

- 13 November 2021, 12:36 WIB
Vietnam Mempertimbangkan Kembali Beras Penghasil Metana Di Tengah Krisis Iklim.
Vietnam Mempertimbangkan Kembali Beras Penghasil Metana Di Tengah Krisis Iklim. /Pexels/Hugo Heimendinger

MEDIA TULUNGAGUNG - Pada KTT COP26 Perserikatan Bangsa-Bangsa di Skotlandia, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh bergabung dengan 109 negara dalam berjanji untuk mengurangi emisi metana hingga 30 persen pada tahun 2030.

Untuk memenuhi komitmen tersebut, Negara-negara di Asia Tenggara perlu melihat bahwa beras bukan hanya sebagai salah satu ekspor utama negara dan makanan pokok tetapi juga penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar kedua di antara bahan makanan setelah daging sapi.

Jantung produksi beras Vietnam terletak di wilayah Delta Mekong yang dikenal sebagai “mangkuk nasi” bangsa. Lebih dari 50 persen dari total beras negara dan 95 persen dari ekspornya ditanam di sana, di daerah yang kira-kira seukuran Belanda.

Baca Juga: Marah besar! Jagdish kena Hasutan Ibu Gauri: Sinopsis Balika Vadhu 14 November

Namun pertanian padi di Sungai Mekong menghadapi tantangan ganda. Bukan hanya tanaman yang menjadi sumber emisi tetapi naiknya permukaan air laut yang terkait dengan perubahan iklim, serta faktor buatan manusia, membuat biji-bijian semakin sulit tumbuh di dataran rendah.

Tran Dung Nhan dibesarkan di sebuah ladang padi di Provinsi Tra Vinh di pesisir selatan Delta Mekong.

Kekeringan, banjir, naiknya permukaan laut, dan masuknya garam ke air tawar yang dia butuhkan untuk sawahnya telah menggerogoti sedikit pendapatan yang pernah dia nikmati.

Dulu Pertanian keluarga bisa menghasilkan tiga kali panen per tahun. Sekarang, mereka berjuang untuk menghasilkan mungkin satu atau dua, hasilnya tidak dapat diprediksi.

Baca Juga: Sedang Tayang! Bepannah ANTV Sabtu 13 November 2021: Aditya Berhasil Selamatkan Nyawa Zoya

“Saya bisa melihat dengan jelas dampak perubahan iklim di ladang kami. Airnya semakin asin, tanah kami semakin kering dan tandus,” kata pria berusia 31 tahun itu dilansir dari Al Jazeera.

Halaman:

Editor: Yoga Adi Surya

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini